Pontianak (Antaranews Kalbar) - PT Pertamina (Persero) menyatakan pada tahun 2019 akan dibangun kembali sebagai tambahan dua SPBU yang menyediakan BBM Satu Harga di wilayah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).
"Untuk tahun 2019 kembali akan dibangun delapan unit SPBU yang menjual BBM Satu Harga, dua unit diantaranya di Kalbar, lima unit lima di Kalimantan Tengah, dan satu unit di Kalimantan Utara," kata Manager Komunikasi dan CSR Pertamina Regional Kalimantan, Yudi Nugraha, saat dihubungi di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin.
Ia menjelaskan, hingga saat ini sudah 27 SPBU Satu Harga yang sudah beroperasi yang tersebar pada lima provinsi di Kalimantan.
Baca juga: Pemerintah fokus bangun SPBU bbm satu harga di wilayah 3T
Data Pertamina mencatat sebanyak satu titik SPBU Satu Harga di tahun 2016, 10 titik di tahun 2017, dan 16 titik di tahun 2018, dengan persebaran enam titik di Kalimantan Tengah, tujuh di Kalimantan Utara, tujuh di Kalbar, dua di Kalimantan Selatan, dan lima titik di Kalimantan Timur atau di lokasi 3T (terdepan, terluar, tertinggal) di wilayah Kalimantan.
"Sejak tahun 2016 Pertamina di seluruh Indonesia telah mulai menjalankan program pembangunan lembaga penyalur BBM Satu Harga tersebut. Tahap awal tim terlebih dahulu memetakan titik rencana pembangunan untuk kemudian dilaksanakan tinjauan guna melihat kemungkinan dibangunnya lembaga penyalur BBM di lokasi tersebut.
"Pemerintah daerah setempat pun terlibat aktif dalam memberikan masukan dalam menentukan titik-titik yang membutuhkan implementasi program pembangunan SPBU yang menyediakan BBM Satu Harga tersebut," katanya.
Pertamina telah bersama-sama dengan pihak terkait seperti Kementerian ESDM, BPH Migas, maupun pemerintah daerah setempat dalam mengembangkan program tersebut sejak 2016.
Baca juga: BPH Migas kembali resmikan spbu di perbatasan
"Walaupun menghadapi banyak tantangan, `Alhamdulillah` target dari pemerintah dapat kami penuhi," ungkap Yudi.?
Di tengah tantangan kondisi geografis dan infrastruktur di Indonesia, program ini menjadi sumbangsih Pertamina dalam pembangunan daerah 3T di Indonesia. Rata-rata penyaluran di berbagai lokasi mulai diangka delapan KL per hari. Produk yang disalurkan bervariasi diutamakan produk Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP).?
"Masing-masing lokasi memiliki tantangan yang beragam, sebagai contoh di Krayan, Kalimantan Utara, kami menggunakan empat pergantian jenis moda transportasi, salah satunya menggunakan Pesawat Air Tractor. Ongkos angkut yang harus dibayarkan Pertamina ke Krayan menjadi salah satu yang tertinggi," katanya.
Ia berharap, program BBM Satu Harga tersebut memberikan efek jangka panjang, yakni perkembangan ekonomi atau pun infrastruktur di lokasi 3T tersebut.
"Kami mohon dukungan agar bisnis Pertamina dapat semakin berkembang sehingga dukungan kami kepada program BBM Satu Harga dapat semakin baik kami berikan," kata Yudi.
Baca juga: Mewujudkan rasa keadilan dari Program BBM Satu Harga