Pontianak (Antaranews Kalbar) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Kalimantan Barat menggelar kampanye Generasi Berencana (Genre) Ceria di Halaman Istana Alwatzikhoebillah Sambas, Kalimantan Barat.
Kegiatan yang yang menyasar pelajar dan remaja bertujuan untuk memberikan informasi kepada peserta tentang pentingnya merencanakan masa depan dan pencegahan pernikahan dini.
"Kita dari Pemerintah Provinsi Kalbar sangat mengapresiasi kegiatan oleh BKKBN Kalbar dan Pemerintah Kabupaten Sambas yang telah mengakomodir kampanye Genre Ceria kepada anak-anak kita ini," ujar Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan kampanye Genre Ceria di Kabupaten Sambas merupakan langkah yang tepat karena di kabupaten yang berbatasan darat langsung dengan Malaysia tersebut memiliki angka pernikahan dininya yang tertinggi di Kalimantan Barat.
Baca juga: GenRe Kalbar kampanye tidak kawin muda
"Harapan kita dengan kegiatan tersebut masyarakat semakin sadar akan pentingnya keluarga berencana," kata dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Sambas Hairiah mengatakan para remaja Kabupaten Sambas cukup antusias mengikuti program Genre Ceria.
"Kita apresiasi kegiatan ini, kita juga melihat anak remaja yang sangat antusias terhadap program Genre ini. Mereka akan menyebarkan informasi kembali kepada lingkungannya melalui media yang mereka miliki, sehingga kampanye tentang genre ini akan tersebarluas," ckatanya.
Hairiah mengakui angka pernikahan dini di Kabupaten Sambas memang tergolong tinggi. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Sambas juga selalu melakukan sosialisasi untuk menekan angka tersebut. Sehingga generasi Kabupaten Sambas ke depan memiliki masa depan yang cerah dan terencana.
"Salah satu upaya kita untuk menekan angka pernikahan dini adalah melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan para orang tua. Misalnya dalam setiap kegiatan yang melibatkan banyak orang selalu disampaikan pesan kepada para orang tua," katanya.
Baca juga: Empat finalis jadi Duta Genre Kalimantan Barat 2018
Menurut Hairiah, pernikahan dini juga disebabkan oleh pergaulan anak-anak remaja yang cenderung bebas, sehingga mau tidak mau menikah muda menjadi jalan penyelesaian.
"Dari kebanyakan kasus pernikahan dini ini dikarenakan `kecelakaan`. Karena itu kita juga melakukan intervensi kepada keluarga melalui berbagai program agar anak-anak remaja ini nantinya tidak terjebak pergaulan bebas dan lain lain," katanya.
Selain itu, kata dia, langkah antisipasi juga dilakukan oleh pihalnya yakni meningkatkan kualitas anak - anak remaja sesuai dengan visi misi Sambas berakhlakul karimah juga semakin dikuatkan.
"Bupati juga telah membuat program pekat yang fungsinya menekan angka penyakit masyarakat yang juga menyentuh kepada persoalan yang bisa mengakibatkan pernikahan dini tersebut," ujarnya.