Jakarta (Antaranews Kalbar) - Pengamat politik dari Universitas Paramadhina, Yandi Hermawandi mengingatkan kepada calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto agar lebih hati-hati menggunakan kata dan kalimat bahasa Inggris saat debat capres-cawapres.
"Prabowo paling sering mengeluarkan kata dan kalimat bahasa Inggris. Ini harus hati-hati, harus dipertimbangkan kembali oleh para 'spin doctor' kubu Prabowo-Sandi," kata Yandi menanggapi pelaksaan debat capres, di Jakarta, Kamis (17/1) malam.
Menurut dia, konstituen Indonesia secara umum tidak suka pemimpin yang terlalu sering berbicara bahasa asing karena dianggap sombong.
"Ingat di Pilpres 2004, pak Amin Rais tidak bisa memenangkan kontestasi, gara-gara ini. Statementnya yang terkenal waktu itu, 'I am here, I am still running for president', dan menjadi kontroversi ketika itu," ujar Direktur The Nation State Institute ini.
Baca juga: TKD Jokowi-Ma`aruf Kalbar gelar nonton bareng
Baca juga: KPU kalbar gelar nonton bareng debat Pilpres di warung kopi
Baca juga: Gubernur Kalbar harapkan Capres-Cawapres sajikan data saat debat
Ia mengkritik soal tagline capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang belum muncul, sementara Prabowo-Sandi sudah memiliki tagline, yakni "Indonesia Menang dan Adil Makmur".
"Jokowi-Ma'ruf saya garis bawahi soal kata 'komitmen', itu bisa jadi tagline. Atau, misalkan, seperti kata 'lanjutkan!' pada masa SBY 2009," ucapnya.
Mengenai penanganan terorisme, kata Yandi, kurang elaborasi oleh kedua pasangan calon, namun kedua pasangan calon sudah cukup baik cara menangani aksi terorisme.
"Begitu pun gagasan Jokowi soal Pusat Legislasi Nasional, yang menurut Prabowo tidak ada bedanya dengan gagasannya. Intinya pemerintah pusat harus kuat dalam membereskan kasus-kasus tumpang tindih peraturan dan lainnya," tuturnya.