Pontianak (ANTARA) - Ketua Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Kalbar, Pusat Zulfydar Zaidar Mochtar mengatakan perlunya untuk melakukan peninjauan ulang atas penolakan Cabor bola tangan di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua.
"Ada wacana lima cabang olahraga yang menurut Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua tidak bisa diikutkan dalam PON 2020, yaitu boling, panjat tebing, handball (bola tangan), korf ball (bola keranjang) dan arung jeram. Papua beralasan memiliki keterbatasan anggaran untuk menyiapkan lima venue cabang olahraga tersebut," ujarnya di Pontianak, Senin.
Zulfydar menjelaskan meski hal itu belum final namun harus sudah menjadi perhatian agar lima cabang olahraga termasuk bola tangan tetap dilaksanakan.
“Soalnya SK Ketua Umum KONI telah menetapkan bola tangan masuk sebagai cabor dalam PON di Mimika, Papua. SK itu belum dicabut. Saat ini Ketua Umum ABTI Mayjen TNI Dodi Usodo sedang berkoordinasi dengan Menpora dan Ketua KONI terkait hal tersebut,” kata dia.
Batalnya Cabor bola tangan bisa kata dia bisa menjadi preseden buruk bagi dunia olahraga tanah air. Pasalnya pada PON sebelumnya, bola tangan sudah dipertandingkan, secara eksebisi. Seharusnya pada PON kali ini cabang ini sudah diadakan penuh dan memperebutkan medali. Namun bila batal, maka olahraga bola tangan mengalami kemunduran besar.
"Cabor bola tangan tidak membutuhkan infrastruktur yang memakan biaya. Pasalnya olahraga ini bisa dimainkan di lapangan futsal untuk nomor indoor.
Sedangkan untuk nomor bola tangan pantai, lebih murah lagi. Panitia cukup menggunakan pantai alami yang dimodifikasi," kata dia.
Lanjutnya, selain itu, hampir seluruh pengprov ABTI se-Indonesia sudah menyiapkan timnya masing-masing, dan berlatih terus-menerus. Pembatalan Cabor bola tangan hanya akan membuat mental para atlet ambruk. Terlebih lagi, mereka sedang menatap Se Games di Filipina dan Olimpiade di Jepang.
"Tim kami sendiri sudah matang dan siap merengkuh medali di PON. Bahkan tiga nama atletnya akan dikirim mengikuti seleksi nasional di Jakarta dalam rangka
persiapan Sea Games Filipina. Kami mengirim tiga atlet Yuskus Rahmat Mari (24), Andika (20) dan Bendy (18),” kata dia.
Ia sendiri yakin, para atlet Kalbar memiliki kans besar untuk lolos seleknas. Pasalnya dia telah memdingkan kemampuan individu atletnya dengan atlet dari daerah lain. Selain secara teknik, jam terbang atlet Kalbar pun mumpuni lantaran sering mengikuti kejuaraan tingkat lokasl, nasional dan antarnegara.
“Kalau lolos mereka akan langsung mengikuti Pelatnas di Jakarta bersama atlet dari provinsi lain. Kalau gagal mereka langsung dipulangkan,” papar dia.
ABTI Kalbar minta tinjau ulang penolakan Cabor bola tangan di PON
Senin, 4 Maret 2019 16:53 WIB