Prajurit Lanud Supadio Pontianak menggelar latihan Alap Gesit 2019 dengan melakukan pengamanan pesawat asing dan pencarian serta penyelamatan prajurit dalam medan tempur, untuk memaksimalkan kesiapan prajurit Lanud Supadio dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi pada medan pertempuran.
"Pada latihan kali ini, kita menggelar simulasi penurunan pesawat asing dimana Pesawat Tempur Hawk 109/209 yang mendapatkan perintah dari Komando Atas (Kotas) untuk melaksanakan Intercept terhadap pesawat asing yang memasuki wilayah udara Indonesia. Dan untuk selanjutnya pesawat Hawk yang berhome base di Skadron Udara 1 melaksanakan Force Down dan berhasil memaksa pesawat asing tersebut mendarat di Main Apron Lanud Supadio," kata Danlanud Supadio, Marsma TNI Palito Sitorus, di Sungai Raya, Senin.
Setelah mendarat, lanjutnya, pesawat asing?yang diawaki seorang pilot ini langsung diperiksa oleh tim Jihandak dari Yonko 465 Paskhas, setelah aman maka pilot asing tersebut diamankan oleh personel Satuan Polisi Militer Angkatan Udara (Satpomau).
Kemudian pilot tersebut dibawa ke posko kesehatan guna diperiksa kesehatannya oleh personel RSAU dr. M. Sutomo Lanud Supadio dan kemudian diinterogasi oleh petugas pengamanan Intel Lanud Supadio. Sedangkan pesawatnya langsung diperiksa dan diamankan di main Apron Lanud Supadio dengan penjagaan.yang ketat dan diberi tanda policeline dari Satpomau.
"Kejadian ini merupakan salah satu skenario latihan satuan Alap Gesit Mandau Terbang-19 yang dilaksanakan di Pangkalan TNI AU (Lanud) Supadio serta melibatkan kekuatan unsur Udara yaitu pesawat Hawk 109/209, pesawat UAV, pesawat Helikopter Super Puma, Unsur Pasukan yang berasal dari Batalyon Komando 465 Paskhas, Unsur Hanud dari Denhanud 473 Paskhas dan Unsur Pangkalan," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Palito menyampaikan pelaksanaan latihan puncak Lanud Supadio ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kesiapsiagaan Lanud Supadio dalam menghadapi berbagai tantangan tugas, salah satunya adalah pelaksanaan penindakan terhadap pesawat asing yang memasuki wilayah udara Indonesia tanpa ijin atau pelaksanaan latihan ForceDown.
"Salah satu tugas Lanud Supadio adalah sebagai satuan penindak terhadap setiap pelanggaran wilayah udara Indonesia, oleh karena itu, kita menguji kesiapsiagaan seluruh unsur yang ada di Lanud Supadio ini, baik itu unsur tempurnya dan unsur lainnya. Kesiapsiagaan yang kita harapkan adalah kesiapsiagaan alutsista dan kesiapsiagaan personel yang mengawaki sesuai dengan bidang tugas masing-masing," katanya.
Selain pelaksanaan latihan Force Down, pada latihan puncak Lanud Supadio ini juga diujikan kesiapan pesawat tempur Hawk dalam melaksanakan Bantuan Tembakan Udara (BTU) yang dilaksanakan melalui Latihan Pengendalian Tempur (Dalpur) dengan melibatkan prajurit Batalyon Komando 465 Paskhas. Dalam latihan ini melibatkan Skadron Udara 51 sebagai unsur intai yang berfungsi sebagai Airborne FAC dalam pelaksanaan bantuan tembakan udara.
Latihan lainnya adalah pelaksanaan Combart Search And Rescue (Combat SAR) yakni latihan pencarian dan penyelamatan prajurit atau penerbang yang sedang berada di daerah pertempuran karena melaksanakan Eject dari pesawatnya pada saat melaksanakan misi operasi udara.
Pada latihan Combat SAR ini menggunakan pesawat helikopter Super Puma dengan membawa sejumlah prajurit Paskhas dengan pengawalan dua unit pesawat tempur. Latihan lainnya adalah menguji kesiapsiagaan prajurit Lanud Supadio dalam menghadapi Emergency Landing pada saat pesawat tempur menghadapi suatu permasalahan.
Latihan ini melibatkan sejumlah unit pemadam kebakaran, tim medis dari RSAU. Dr. M. Sutomo dan personel Skadron Udara 1 dalam memperbaiki kerusakan pesawat yang menyebabkan terjadinya emergency landing tersebut, latihan ini dikemas melalui latihan Crash Team. "Sedangkan Denhanud 473 Paskhas dengan alutsistanya berfungsi sebagai Hanud titik dan melaksanakan penindakan terhadap pesawat musuh, kemudian Pamhanlan juga bereaksi terhadap aksi yang dilakukan oleh pihak musuh," katanya.