Batam (ANTARA) - Erupsi Gunung Agung, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan melalui Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali menyatakan beberapa penerbangan dari Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai - Bali dibatalkan.
Begitu pula dengan penerbangan menuju ke Bandara tersebut dialihkan sementara, malam ini (24/5).
“Kami akan terus memperbarui kondisi terkini mengenai erupsi Gunung Agung, saat ini memang penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional Gusti Ngurah Rai, Bali, dibatalkan, kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti dalam keterangan tertulis yang diterima di Batam, Jumat.
Saat ini ada empat penerbangan menuju Bandara yang melakukan pembatalan dan lima keberangkatan dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dibatalkan sesuai dari keputusan penilaian keselamatan maskapai (safety assesment airlines) bersangkutan.
Polana juga mengimbau kepada seluruh pihak terkait untuk terus melakukan koordinasi dan memonitor erupsi Gunung Agung Bali, apabila menggangu keselamatan penerbangan maka bandara dapat ditutup sementara.
Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali, Elfi Amir menjelaskan secara terpisah mengatakan bahwa saat ini terjadi hujan abu vulkanik ringan, dan kondisi masih akan berlangsung sampai dengan Pukul 01.00 WITA esok hari.
Terdeteksi abu vulkanik awalnya pada ketinggian sekitar 4.000-5.000 meter di ruang udara bandara I Gusti ngurah rai dengan intesitas sedang tapi agak tersebar namun saat ini intensitas telah berkurang 500 -1.000 meter.
Bandara I Gusti Ngurah Rai tetap beroperasi normal dan petugas pengatur lalu lintas udara (ATC) melaksanakan pemanduan pesawat secara taktikal menghindarkan pesawat masuk ke area yang terpapar debu vulkanik.
Dalam penjelasannya, Elfi Amir mengimbau kepada para pengguna jasa angkutan udara agar tidak panik terhadap erupsi Gunung Agung, sebab dalam menanggulangi bencana, abu vulkanik, bandara telah memiliki prosedur operasi standar (SOP).
Selain itu tiap operator maskapai juga melaksanakan penilaian keselamatan (safety assesment) untuk menjamin keselamatan dan keamanan penerbangannya.
“Penumpang tidak perlu panik, karena kita sudah memiliki SOP dan 'contingency plan’ jika terjadi sebaran abu vulkanik. Sebab pemerintah melalui Ditjen Hubud tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan penerbangan,” terangnya.