Pontianak (ANTARA) - Sebagai "everyday superapp" yang telah beroperasi di 222 kota dari Sabang hingga Merauke, kesuksesan Grab tidak terlepas dari kontribusi dan kerja keras para mitra pengemudinya di seluruh Indonesia.
Setiap mitra pengemudi Grab menyimpan berbagai kisah unik dan inspiratif. Salah satu contohnya adalah kisah sepasang suami istri asal Pontianak yang sama-sama bekerja sebagai mitra pengemudi GrabBike. Mereka adalah Fahrul dan Yeni.
Cerita keduanya bermula dari keputusan Fahrul untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai guru honorer dan mengikuti pendaftaran mitra pengemudi GrabBike di Pontianak pada bulan September 2017. Namun, seiring meningkatnya kebutuhan rumah tangga mereka, istri Fahrul, Yeni pun memutuskan untuk ikut bergabung menjadi mitra pengemudi GrabBike pada bulan Februari 2018.
Meskipun memiliki profesi yang sama, Fahrul dan Yeni tetap kompak melaksanakan kewajiban mereka sebagai orang tua dengan tiga anak yang masih menimba ilmu di bangku sekolah.
"Setiap pagi saya akan mulai bekerja dan mengambil order-an, sementara itu Yeni akan mengantarkan anak-anak ke sekolah dulu. Nah, sebaliknya, saya akan jemput anak-anak setelah mereka selesai sekolah dan Yeni bisa tetap fokus narik sore harinya. Enaknya gabung sama Grab ya salah satunya kami bisa mengatur jam kerja kami sendiri dan menyesuaikannya dengan aktivitas kami yang lain," kata Fahrul.
Selain aktif sebagai mitra pengemudi Grab, Fahrul dan Yeni juga tergabung dalam komunitas ojek online bernama Keluarga Besar Grab Pontianak (KBGP) yang sudah berdiri sejak 2018. Bersama dengan kurang lebih 30 mitra pengemudi GrabBike Pontianak dan sekitarnya, Fahrul dan Yeni secara rutin melakukan aktivitas sosial.
"Komunitas kami sering mengadakan kegiatan sosial untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, seperti berkunjung ke panti asuhan, ikut dalam kegiatan donor darah di rumah sakit, dan masih banyak lagi. Selain itu, setiap hari Jumat, komunitas kami punya program khusus bernama ‘Jumat Berkah’. Jadi, kami mengumpulkan sumbangan yang tidak ditentukan jumlahnya, biasanya sih rata-rata Rp10.000 – Rp50.000 per orang. Total dari dana ini akan dipakai untuk memberikan donasi kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk uang atau barang," ungkap Yeni.
"Alhamdulilah, penghasilan kami sebagai mitra pengemudi Grab tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan keluarga kami, tetapi juga bisa membantu kami berbagi rezeki dengan masyarakat. Kami cuma berharap bantuan dari komunitas kami bisa saling menguatkan, mendukung, serta meringankan beban teman-teman yang membutuhkan," kata Fahrul menambahkan.
Fahrul dan Yeni merupakan 2 dari 5 juta wirausahawan mikro yang tergabung dalam ekosistem Grab. Berdasarkan hasil penelitian Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics, Grab berhasil meningkatkan rata-rata pendapatan mitra pengemudi GrabBike sebanyak 113 persen dan berhasil menciptakan lapangan pekerjaan baru, karena 38 persen mitra pengemudi GrabBike tidak memiliki pendapatan sebelum bergabung.
Era disrupsi telah membuka kesempatan bagi para pekerja informal yang saat ini mendominasi jumlah angkatan kerja Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi, Grab telah meningkatkan peluang pendapatan bagi para wirausahawan mikro yang bekerja di sektor informal melalui ekosistem yang membantu meningkatkan potensi pendapatan dan memperbaiki kualitas hidup mereka.