Pontianak (ANTARA) - Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan mengharapkan para peserta kegiatan pelatihan Koridor Ekonomi untuk Pembangunan Asia yang Kompetitif dan Inklusif yang diinisiasi oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) dapat memberikan sejumlah rekomendasi terkait pengembangan ekonomi di kawasan perbatasan.
"Kami sangat menyambut baik pelatihan ini, terlebih penitia memilih Kalbar sebagai daerah di Indonesia untuk studi kasus bagi para peserta. Kami berharap dari kegiatan ini memberikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah pusat, untuk memaksimalkan potensi ekonomi yang ada di daerah perbatasan," kata Ria Norsan saat menyambut para peserta pelatihan yang terdiri dari beberapa negara tersebut di Pontianak, Kamis malam.
Pada kesempatan itu, Ria Norsan menjelaskan, Kalbar merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung negara Malaysia dimana ada lima daerah di Kalbar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga tersebut.
Baca juga: Bank Pembangunan Asia Bantu Hutan Kalimantan 4,5 Juta Dolar
Namun, harus disadari bahwa pembangunan di wilayah perbatasan sampai saat ini belum optimal sehingga memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
"Harapan kami, dari pelatihan ini dapat menjadi momentum dalam memahami berbagai konsep dalam mengembangkan koridor ekonomi di Asia," tuturnya.
Yang lebih penting, katanya, pada kegiatan ini bisa terjadi hubungan yang lebih baik lagi dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan negara lainnya dalam menanggapi berbagai isu strategis dalam pembangunan ekonomi di kawasan perbatasan.
"Selama dua hari di kota Pontianak, mudah-mudahan peserta bisa menikmati keindahan kota Pontianak dan keramahan masyarakatnya. Saya juga berpesan agar para peserta bisa berkunjung ke beberapa lokasi wisata favorit yang ada di daerah ini, dan mencicipi berbagai kuliner khas Kalbar," katanya.
Sementara itu, Perwakilan ADB, Susan Chew, mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian dari ADB untuk membantu negara-negara anggotanya yang sedang berkembang dalam memaksimalkan peluang dan mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh globalisasi dengan mempromosikan kerja sama dan integrasi regional.
Baca juga: ADB Dukung Peningkatan Mutu Pendidikan SMK
"Program pelatihan ini akan memeriksa karakteristik, konsep, dan model koridor ekonomi. Studi kasus tentang pengembangan koridor ekonomi di Asia Tengah, Asia Tenggara, dan Asia Selatan akan disorot. Program pelatihan juga akan mencakup kunjungan lapangan ke beberapa koridor ekonomi," katanya.
Sedangkan jumlah peserta sebanyak 27 orang terdiri dari pembuat kebijakan dan pakar dari negara-negara berkembang anggota ADB, termasuk Kamboja, RRC, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam.