Sanggau (ANTARA) - Sejumlah tokoh agama yang tergabung dalam Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan tokoh adat serta tokoh masyarakat se Kabupaten Sanggau menyampaikan pernyataan sikap dalam acara silaturahmi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) Polres Sanggau guna mencegah aksi intoleran dan radikalisme.
Acara digagas Kapolres Sanggau AKBP Imam Riyadi dan dihadiri Bupati Sanggau Paolus Hadi, Dandim 1204/Sanggau Letkol Inf Gede Setiawan, Kepala Kejaksaan Negeri Sanggau Tengku Firdaus, Kepala Kantor Kementerian Agama Sanggau HM Taufik, Ketua FKUB Pdt Suyono, Perwakilan DAD Kabupaten Sanggau M Ajau beserta DAD kecamatan, Kasi Kesbangpolinmas, Sisilia, para Kapolsek se Kabupaten Sanggau, Sekretaris MABM Sanggau, Ade Syafari, Bamag, Pendeta Daut Simarmata, Ketua NU Sanggau, H Toyib SA, Wakil Ketua Muhammadiyah Sanggau Abdul Rahim, Paguyuban se Kabupaten Sanggau, para tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda se Kabupaten Sanggau.
Dalam rangkaian rapat itu sejumlah tokoh yang tergabung dalam FKBU Kabupaten Sanggau menyampaikan pernyataan sikap yang bunyinya, pertama menolak adanya provokasi dan ujaran kebencian/hate speech yang bisa menimbulkan perpecahan persatuan dan kesatuan NKRI.
Kedua, mengimbau kepada segenap umat beragama untuk menghentikan segala spekulasi yang bisa memperkeruh situasi.
Ketiga, menolak radikalisme, intoleransi dan terorisme. Ke empat, menyerahkan dan mendukung sepenuhnya penanganan kepada pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Penegak hukum lainnya. Kelima, menciptakan situasi Kabupaten Sanggau yang aman, sejuk dan damai.
Selain itu, pernyataan sikap juga disampaikan Pemuda Cinta NKRI yang dimotori oleh Ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang Sanggau, Hubertus V Wake, Ikatan Sarjana Katolik Sanggau Yulia Teresia, Bamag Sanggau Pdt Daud Simarmata, Pemuda Oikumene Sanggau As Vikal, OMK Paroki Batang Tarang Oktavianus Ary dan OMK Paroki Bunut Edwardus Nanyo Singkil.
Adapun bunyi pernyataan sikap tersebut sebagai berikut, pertama mendukung Kabupaten Sanggau yang damai dan toleran. Dua, mendukung Sanggau terbebas dari bahaya hoaks dan narkoba. Ketiga, mengecam keras pernyataan Ustad Abdul Somad dalam ceramahnya terkait dengan pembahasannya tentang salib. Tiga mendukung semua kegiatan keagamaan dan rangkaian kegiatannya dalam konteks merawat keutuhan berbangsa dan bernegara.
Ke empat, mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat Sanggau untuk tidak mudah terprovokasi atas segala bentuk tindakan/pernyataan yang provokatif
Kapolres Sanggau AKBP Imam Riyadi mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk antisipasi Polri, TNI, Kejaksaan dan Pemkab Sanggau menyikapi video tersebut agar tidak menimbulkan gejolak di tengah - tengah masyarakat.
Kapolres Sanggau menyebut ada aktor - aktor yang sengaja bermain dan hendak merusak NKRI dengan sentimen agama.
Untuk itu ia mengajak seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Sanggau mewaspadai ancaman dan gangguan yang timbul sebagai dampak beredarnya video ini.
"Dari sebelum pemilu, saat pemilu dan pasca pemilu, (NKRI) kita ingin digoyang. Namun berkat seluruh elemen masyarakat bahu membahu menjaga pemilu bisa berjalan dengan aman dan damai," tegasnya.
Kapolres mengimbau seluruh masyarakat di Kabupaten Sanggau untuk tidak mudah terprovokasi dan tidak gegabah menyikapi video tersebut.
"Sasaran utama para perusak ini adalah keutuhan NKRI. Mereka ingin merusak persatuan dan kesatuan kita. Apalagi nanti ada vidio tandingan, oleh karena itu harus kita antisipasi. Kita tidak ingin persatuan dan kesatuan yang sudah kita bangun dengan susah payah ini rusak oleh mereka ini, apalagi kita baru saja memperingati HUT ke-74 Kemerdekaan RI yang sudah diperjuangkan susah payah oleh para pejuang kita, apapun dalihnya, agama ataupun suku," ungkapnya.
Sementara, Bupati Sanggau Paolus Hadi mengaku sangat mendukung kegiatan tersebut. Untuk kepada seluruh tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda yang hadir diminta mempunyai persepsi yang sama menyikapi video tersebut. Dan jangan melihat video tersebut sepotong - sepotong, tetapi yang harus kita lakukan adalah berpikir panjang untuk NKRI.
"Dalam kehidupan bersama itu kita harus mampu memahami hal - hal yang mungkin tidak bisa kita pahami. Sudah kita ungkapkan semua sehingga ada pernyataan sikap, salah satu poin nya kita memang menolak betul ujaran kebencian, hoaks dan paham - paham radikalisne," ungkapnya.
Pria yang akrab disapa PH ini meminta kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Sanggau untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban.
"Untuk di Kabupaten Sanggau harus tetap aman. Kita harus tunjukan kepada mereka - mereka yang ingin memecahbelah kita bahwa mereka gagal. Sekali lagi saya minta jangan ada lagilah hal - hal yang membuat kita tidak bersatu. Kerukunan persatuan dan kesatuan terjaga selama ini, jangan sampai terpecah," pungkasnya.