"Disiapkan bahan semai sementara 50 ton di Jakarta, nanti dikirim per 10 ton sesuai (kondisi) stok di Kalimantan Barat," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Tri Handoko Seto kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Udara semakin tidak sehat, Pemprov Kalbar liburkan sekolah
Menurut dia, penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC), yang biasa disebut sebagai hujan buatan, di Kalimantan Barat akan dimulai Minggu (15/9) atau Senin (16/9) dengan menggunakan pesawat CN-295 milik TNI Angkatan Udara.
"TMC dengan posko di Supadio Pontianak ini akan meng-cover (menjangkau) Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah," katanya.
Penyemaian garam, ia melanjutkan, akan dilakukan sampai hujan alam turun dan kebakaran lahan serta hutan reda.
Baca juga: Siswi SMA 1 Sukadana dirawat di puskesmas karena kabut asap
Baca juga: Nam Air batal terbang ke Sintang, penumpang protes potongan refund
Ia mengatakan bahwa meski tidak banyak namun ada potensi bibit awan bersifat sporadis di wilayah Kalimantan yang bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memicu hujan.
"Bibit awan itu dari hari ke hari selalu berubah. Tidak pernah sama. Kadang ada kadang tidak. Kalau ada juga tidak merata karena ini musim kemarau," ujarnya.
Kebakaran hutan dan lahan masih terjadi di Kalimantan Barat dan bagian Kalimantan yang lain, menimbulkan kabut asap yang menurunkan kualitas udara sehingga pemerintah daerah membagikan masker dan meliburkan sementara sekolah guna menghindari dampak paparan asap terhadap kesehatan.
Baca juga: ISPU di Kayong Utara kategori berbahaya
Baca juga: Ini kualitas udara Kota Pontianak pagi ini
Karhutla Kalbar - 50 ton garam disiapkan untuk hujan buatan
Jumat, 13 September 2019 10:22 WIB
Jakarta (ANTARA) - Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyiapkan 50 ton garam untuk operasi penerapan teknologi modifikasi cuaca guna meredakan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat.