Jakarta (ANTARA) - Tersebar simpang siur adanya mahasiswa yang meninggal di RSPP ketika dirawat setelah mengalami kekerasan saat unjuk rasa di Jakarta, Selasa kemarin. Direktur Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Kurniawan Iskandarsyah pun mengklarifikasi dan mengatakan tiga mahasiswa yang harus menjalani rawat inap di RSPP saat ini dalam kondisi stabil tanpa perlu menjalani operasi.
"Dari 90 pasien mahasiswa yang dibawa ke RSPP ada tiga kami rawat, saat ini dalam kondisi baik, tidak memerlukan tindakan operasi," kata Kurniawan dalam konferensi pers di RSPP, Jakarta, Rabu.
Kurniawan mengatakan tiga mahasiswa yang menjalani rawat inap, satu menderita trauma benturan benda tumpul akibat kompresi kepala di daerah varietal sebelah kanan yang menyebabkan pendarahan intracranial
Kedua, mahasiswa yang dirawat dengan kompresi trauma benturan benda tumpul pada bagian tulang belakang lumval, dan hanya memerlukan tindakan konservatif.
Ketiga, mahasiswa yang menderita trauma benturan benda tumpul di bagian kepala dan harus mendapatkan jahitan. Mahasiswa tersebut dalam kondisi baik, namun karena terkena gas air mata yang bersangkutan mengalami muntah dan dehidrasi.
Adapun total mahasiswa korban luka dalam unjuk rasa di DPR RI yang dibawa ke RSPP pada Selasa (24/9) hingga Rabu dini hari sebanyak 90 orang. Sebanyak 87 mahasiswa hanya dilakukan perawatan dan langsung dibolehkan pulang ke rumah.
Kepala Manajemen Bisnis RSPP Agus W Susetyo mengatakan seluruh biaya pengobatan mahasiswa yang terluka ditanggung oleh dinas kesehatan.
Agus menyampaikan RSPP berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada para korban. Dia mengatakan RSPP bukan pertama kalinya menangani korban luka dalam jumlah yang cukup banyak.