Makasar (ANTARA) - Anggota Dewan Pers dari unsur pemimpin perusahaan pers Ahmad Djauhar mengatakan wartawan atau pers bukanlah tukang ketik. Dalam artian, tugasnya hanya memindahkan omongan orang dari bahasa lisan menjadi tulis tanpa melalui proses verifikasi.
Ahmad Djauhar saat menjadi pembicara dalam edukasi dan media gathering Kalimantan dan Sulawesi 2019 di Makasar, Selasa mengatakan, verifikasi merupakan tugas yang wajib dilakukan oleh wartawan saat melakukan tugas jurnalistik.
"Sangat memprihatinan, bila ada media mainstrem justru mengambil dan membuat berita dari media sosial dan kurang menggali isu," katanya.
Kondisi tersebut, kata dia, justru akan merugikan media mainstrem, karena tidak menutup kemungkinan, pembacanya pada akhirya meninggalkan media, karena merasa cukup dengan keberadaan media sosial.
"Tidak menutup kemungkinan, pembaca akan bilang, ngapain membaca berita di koran atau media online, kalau beritanya mengambil di media sosial," katanya.
Wartawan yang banyak memanfaatkan informasi dari media sosial tanpa melakukan verifikasi, kata dia, tidak menutup kemungkinan akan mudah terjebak dalam hoaks.
Namun demikian, tambah dia, media sosial juga sangat penting dan masih diperlukan dalam perkembangan digital saat ini.
Hal yang sama juga disampaikan Pemred Media Indonesia Usman Kansong yang mengatakan, yang membedakan media sosial dengan media mainstrem adalah upaya cek ricek sedangkan media sosial adalah konten.
"Bagi wartawan cek ricek adalah hal utama yang harus dilakukan, sedangkan media sosial biasanya mengandalkan konten," katanya.
Baca juga: Dewan pers minta media di Kalbar terus mengedukasi masyarakat
Usman juga mengungkapkan, akibat terlalu sering mengambil informasi dari media sosial, juga mengakibatkan media berkurang kewibawaannya.
Edukasi dan Media Gathering tentang peran media dalam membangun opini publik yang positif bagi industri Hulu Migas dan peningkatan peran media online dalam mendukung kegiatan hulu tersebut, didukung belasan Kontraktor-Kontraktor Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi di wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
Acara yang diikuti 46 wartawan dari berbagai media di Kalimantan dan Sulawesi itu, dilaksanakan selama dua hari di dua tempat yaitu Makasar dan Gowa pada 8-9 Oktober 2019.
Pada acara tersebut juga menghadirkan nara sumber antara lain Direktur Eksekutif Komunikonten Hariqo Wibowo Satria yang menyampaikan tentang seni mengelola media sosial dan Pemred Media Indonesia Usman Kansong untuk menyampaikan materi pada sesi pertama.
Baca juga: Verifikasi Dewan Pers di Sekretariat AMSI Kalbar
Baca juga: Dewan Pers ajak media pikirkan dampak berita sebelum dipublikasi