Pontianak (ANTARA) - Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengajak kalangan investor untuk menanamkan investasi di Kubu Raya. Ia pun menyampaikan potensi investasi di kabupaten tersebut.
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan di Kubu Raya, Sabtu mengatakan, daerah dengan luas sekitar 6.985,20 kilometer persegi itu, mempunyai berbagai potensi sumber daya alam untuk pengembangan pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan serta dalam bentuk potensi bahan tambang dan sumber daya energi.
Selain sektor pertanian yang menjadi primadona, sektor perikanan memiliki potensi yang dapat diandalkan yang didominasi oleh perikanan laut mengingat Kabupaten Kubu Raya memiliki luas laut yang memadai yaitu luas sekitar 1.630,68 kilometer persegi dan luas perairan umum sekitar 760 kilometer persegi.
Pertanian lahan kering maupun lahan basah sangat potensial, katanya, terdapat beberapa komoditas yang dibudidayakan yaitu padi, jagung, ubi, kedelai, kacang tanah serta sayur dan buah-buahan.
Daerah-daerah sentra penghasil komoditas tersebut antara lain adalah Kecamatan Sungai Kkap,Terentang, Batu Ampar, Rasau Jaya dan Teluk Pakedai.
"Daerah-daerah ini merupakan daerah yang terkenal di Kalimantan Barat sebagai sentra pertanian dengan produksi pertanian yang cukup besar. Bahkan untuk Kecamatan Sungai Kakap telah diusulkan menjadi kawasan Usaha Agropolitan Terpadu (KUAT) dan juga Kecamatan Rasau Jaya sebagai Kota Mandiri Terpadu (KTM), dengan basis industri pertanian, peternakan dan perikanan dengan daya dukung lahan yang memadai," katanya.
Kemudian, lanjutnya, untuk kegiatan perkebunan untuk komoditas dalam skala industri yaitu komoditas karet, kelapa dan kelapa sawit yang tersebar beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Sungai Ambawang, Kuala Mandor B, Batu Ampar, Kubu dan Sungai Kakap dengan produksi yang cukup baik.
Bahkan untuk komoditas kelapa sawit diperkirakan produsinya akan terus meningkat seiring makin banyaknya pelaku usaha yang melakukan pembukaan areal baru untuk perkebunan kelapa sawit.
Potensi sektor kehutanan masih didominasi pada industri pengolahan kayu yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu Industri Primer Izin Usaha Industri Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUI-PHHK) dan Izin Pengolahan Kayu Lamjutan (IPKL).
Potensi hutan alam dan hutan produksi cenderung menurun dan hanya jenis tertentu yang dapat dimanfaatkan yaitu potensi kayu bakau (mangrove) dengan pangsa pasar ekspor dalam bentuk arang briket dan juga Hutan Tanaman Industri.
Peternakan hewan dan unggas dengan jumlah yang potensial terdapat di setiap kecamatan Kabupaten Kubu Raya dengan jenis sapi, kambing, kerbau dan babi. Kelompok unggas didominasi oleh jenis ayam dan bebek.
"Sektor perikanan produksinya didominasi oleh perikanan laut, disamping juga terdapat dari budidaya tambak, kolam dan keramba dalam jumlah yang cukup berarti," katanya.
Dilihat dari potensi yang ada, peluang pengembangan usaha perikanan budidaya di wilayah Kabupaten Kubu Raya masih sangat potensial untuk dikembangkan khususnya pada komoditas-komoditas yang prospektif seperti komoditas ikan-ikan air tawar berupa ikan mas, ikan betutu, udang galah, ikan lele, ikan nila, ikan paten, ikan bawal dan ikan jelawat.
"Sementara untuk budidaya air payau dan laut komoditas yang prospektif yang dapat dikembangkan berupa ikan kerapu, udang windu, udang vanamaae, kepiting bakau, ikan bandeng dan ikan kakap putih," tuturnya.
Selain ikan-ikan konsumsi, prosfektif pengembangan usaha perikanan budidaya yang sangat potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Kubu Raya adalah pada komoditas ikan arwana.
Komoditas ini cukup banyak dikembangkan di wilayah Kabupaten Kubu Raya, baik dari investor lokal maupun investor dari luar Propinsi Kalimantan Barat.
"Sementara untuk bahan Galian C terdiri dari pasir sungai, pasir dan tanah dan kuasa pertambangan jenis bauksit serta batu bara. Dengan potensi besar tersebut, kita harap ke depan banyak investor yang masuk untuk ikut mengembangkan potensi yang ada ini," kata Muda.
Hal ini didukung dengan kondisi geografis Kubu Raya yang berada sebagai pintu gerbang Kalbar baik dari jalur Darat, Udara dan Laut, dimana hal ini menjadi salah satu faktor pendukung untuk memperlancar keluar dan masuknya barang.
"Dengan potensi dan faktor pendukungnya yang sangat baik, kita tentu membuka peluang investasi bagi para investor. Bahkan kita juga mempermudah perizinan untuk itu," kata Muda.