Washington (ANTARA) - Presiden AS Donald Trump, yang dituding rasialis karena menyebut virus corona sebagai "virus China", pada Senin (23/3) menyatakan bahwa para warga Asia-Amerika tidak bersalah atas penyebaran wabah itu dan mereka perlu dilindungi.
Sebelumnya pada Senin, New York Times mengutip laporan kelompok-kelompok pembela hak serta sejumlah peneliti bahwa terjadi lonjakan serangan verbal dan fisik terhadap kalangan warga Asia-Amerika ketika virus corona mulai berjangkit di Amerika Serikat.
Trump sendiri menepis kecaman bahwa ia bersikap rasialis dengan menyebut "virus Cina".
Baca juga: "Lockdown", brutalisme sosialis yang (akhirnya) diadopsi kaum demokratis
Trump pekan lalu mengesampingkan pertanyaan wartawan soal apakah cara ia menyebut corona sebagai "virus China" itu bisa membahayakan para warga Asia-Amerika. Wartawan juga mempertanyakan penyebutan secara pribadi "kung flu" oleh seorang pejabat Gedung Putih, yang tidak disebutkan namanya.
Pada Senin, Trump mencuit, "Sangat penting bahwa kami benar-benar melindungi masyarakat Asia-Amerika kami di Amerika Serikat, dan di seluruh dunia.
"Mereka adalah orang-orang yang luar biasa, dan penyebaran Virus itu .... BUKAN kesalahan mereka dengan cara atau bentuk apa pun. Mereka bekerja sama dengan kita secara erat untuk menyingkirkannya. KITA AKAN MENGALAHKANNYA BERSAMA-SAMA!"
Baca juga: Polisi Tangerang semprotkan cairan disinfektan di keramaian
Trump mengulangi pernyataannya dalam konferensi pers bersama gugus tugas yang ia bentuk untuk menangani virus corona.
"Kelihatannya ada perkataan yang agak jahat terhadap para warga Asia-Amerika di negara kita ini dan saya tidak suka itu sama sekali ... jadi saya hanya ingin mengatakan hal itu, karena mereka menyalahkan China, dan mereka mengata-ngatai para warga negara Amerika yang kebetulan keturunan Asia, dan saya tidak akan membiarkan itu terjadi."
Trump telah berulang kali mengkritik China dan cara China mengatasi wabah corona, tetapi selama ini ia berhati-hati untuk tidak mengkritik presiden negara itu, Xi Jinping.
Sumber: Reuters
Baca juga: Turki berlakukan pembatasan saat COVID-19 telan 37 jiwa
Baca juga: Minum chloroquine akuarium, seorang pria Arizona tewas
Baca juga: Malaysia siapkan skenario terburuk dampak COVID-19
Trump sebut virus corona sebagai "virus China"
Selasa, 24 Maret 2020 15:52 WIB