Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga Beijing memilih tinggal di rumah setelah otoritas kesehatan di Ibu Kota China itu menetapkan Distrik Chaoyang sebagai wilayah berisiko tinggi epidemi COVID-19.
Di wilayah setingkat kecamatan berpenduduk terpadat di Kota Beijing itu sebelumnya terdapat klaster baru wabah setelah empat anggota keluarga terpapar virus mematikan.
Seorang warga Chaoyang rencananya berlibur ke Guilin, daerah otonomi Guangxi di wilayah selatan China, saat musim libur Hari Buruh mulai 1 Mei.
Baca juga: Rencana perayaan ulang tahun Ratu Elizabeth dibatalkan
Tapi setelah mendengar kabar tersebut, perempuan berusia 30 tahun yang bekerja sebagai karyawan bank itu membatalkan rencananya, tulis China Daily, Rabu.
Apalagi Komisi Kesehatan Guangxi pada Minggu (19/4) telah mengumumkan orang yang tinggal di Distrik Chaoyang, Beijing, dalam waktu 14 hari terakhir wajib tes asam nukleat.
Sejak Chaoyang ditetapkan sebagai distrik berisiko tinggi epidemi, maka siapa pun yang baru kembali dari provinsi atau kota tetangga, seperti Provinsi Hebei dan Kota Tianjin, maka diwajibkan menjalani karantina terlebih dulu.
"Saya berusaha menghindari lewat Chaoyang saat pulang ke rumah," kata Li Lei, karyawan swasta yang bekerja di Distrik Dongcheng, namun tinggal di Kota Langfang, Provinsi Hebei, yang berbatasan dengan Beijing.
Baca juga: 14 orang tim medis rumah sakit Putussibau diisolasi
Deputi Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Kota Beijing, Pang Xinghuo, menjelaskan bahwa sesuai standar kesehatan nasional, daerah yang dalam waktu 14 hari terdapat 50 kasus COVID-19 dinyatakan sebagai wilayah berisiko tinggi.
Pada 14 April, Beijing dilaporkan terdapat satu kasus impor yang kemudian menularkan kepada tiga anggota keluarganya.
Kasus impor itu terjadi pada pelajar pria China yang baru pulang dari Miami, Florida, Amerika Serikat. Ketiga keluarganya di Chaoyang yang tertular dan positif COVID-19 adalah ibu, saudara pria, dan kakek.
Chaoyang merupakan distrik terluas di Beijing yang banyak juga dihuni warga negara asing, terdapat kantor perwakilan asing, termasuk Kedutaan Besar RI dan Bank Indonesia, dan kantor-kantor pemerintahan China serta pusat-pusat perbelanjaan terbesar.
Di Chaoyang juga banyak terdapat hotel dan kawasan komersial sehingga dikenal sebagai distrik termahal di China.
Baca juga: Tetap menjalankan tugas di tengah pandemi
Baca juga: Cornelis nilai pemda belum antisipasi pembangunan pasca-pandemi corona
Baca juga: Karolin, sosok "Kartini Landak" hadapi pandemi corona
Warga pilih tinggal di rumah, Distrik Chaoyang berisiko tinggi COVID-19
Rabu, 22 April 2020 11:33 WIB