Jakarta (ANTARA) - Produksi Toyota Afrika Selatan turun sebanyak 15-20 persen pada tahun 2020 karena adanya wabah virus corona baru, COVID-19, Presiden dan CEO Toyota Afrika Selatan Andrew Kirby.
Saat ini, industri otomotif di Afrika Selatan adalah yang paling berkembang di seluruh Afrika. Tetapi, dengan pasar lokal yang sangat kecil untuk mobil baru, maka dari itu industri ini sangat bergantung pada permintaan global.
Pada saat media virtual briefing, Kirby mengatakan, Toyota Afrika Selatan yang memproduksi antara 135.000 dan 150.000 unit per tahun, telah melihat adanya sekitar 15 persen pengurangan pesanan ekspor dari pasar terbesarnya, Eropa. Serta sekitar 10 persen pengurangan pesanan dari pasar domestik, yakni Afrika.
Baca juga: Daihatsu perpanjang masa penghentian produksi hingga 24 April 2020
"Saya pikir pada umumnya sekitar 15 persen dan 20 persen mungkin di mana itu akan berakhir untuk tahun ini," katanya yang dikutip dari Reuters, Kamis.
"Divisi ini telah kehilangan produksi sekitar 13.500 unit karena adanya pemberlakuan masa karantina di negara itu yang ditetapkan untuk lima minggu terakhir," tambah dia.
Afrika Selatan menganggap bahwa industri otomotif sebagai sektor manufaktur yang paling penting, mereka juga telah dijadwalkan meluncurkan rencana pada 2035 untuk mengembangkannya pada Januari 2021 dengan target menggandakan produksi dan menumbuhkan lapangan kerja.
Baca juga: Produksi BMW i8 dihentikan mulai April
Baca juga: 2019, Ford hentikan produksi di Argentina
Produksi Toyota Afrika Selatan turun hingga 20 persen akibat corona
Kamis, 23 April 2020 9:57 WIB