Pontianak (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar, Moh Wahyu Yulianto menyebutkan bahwa ekonomi Kalbar Triwulan I-2020 dibandingkan Triwulan I-2019 hanya tumbuh 2,49 persen (y-on-y).
"Perekonomian Kalbar pada Triwulan I-2020 yang diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp54.872,32 miliar, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp34.624,52 miliar. Pertumbuhan ekonomi Triwulan I-2019 tumbuh 2,49 persen (y-on-y)," ujarnya di Pontianak, Selasa.
Ia memaparkan bahwa dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang tumbuh 15,83 persen.
"Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 25,06 persen,"jelas dia.
Ia mengatakan ekonomi Kalbar Triwulan I-2020 dibandingkan Triwulan IV-2019 mengalami kontraksi sebesar 2,34 persen (q-to-q).
"Dampak wabah COVID-19 awal Maret 2020 membuat semua sektor terganggu termasuk di sektor perekonomian. Sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Dari sisi produksi, lapangan usaha yang mengalami kontraksi terbesar adalah konstruksi dengan penurunan sebesar 15,89 persen.
"Sementara dari sisi pengeluaran kontraksi terbesar dialami oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang turun sebesar 26,39 persen," kata dia.
Struktur ekonomi Kalbar pada Triwulan I-2020 didominasi oleh pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 23,13 persen, industri pengolahan 15,63 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor 14,07 persen dan konstruksi 11,56 persen.
"Sementara dari sisi pengeluaran berasal dari konsumsi rumah tangga 52,90 persen dan pembentukan modal tetap domestik bruto 30,47 persen," jelas dia.
Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalbar, Agus Chusaini menyebutkan bahwa berdasarkan pantauan di lapangan bahwa saat ini konsumsi masyarakat di Kalbar mengalami penurunan 50 persen dampak dari wabah COVID-19.
"Kondisi di wabah COVID-19 ini memang ada penurunan konsumsi masyarakat dan mencapai 50 persen," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa penurunan konsumsi karena ada penurunan pendapatan masyarakat.
"Dampak wabah COVID-19 ada pekerja dirumahkan dan bahkan di PHK. Hal itu tentu membuat pendapatan turun dan bahkan tidak ada," jelas dia.
BPS : Ekonomi Kalbar Triwulan 1-2020 hanya tumbuh 2,49 persen
Rabu, 6 Mei 2020 4:41 WIB