Pontianak (ANTARA) - Kapolda Kalbar, Irjen (Pol) R Sigid Tri Hardjanto melakukan silaturahim bersama sejumlah tokoh masyarakat lintas etnis dalam membahas Kamtibmas dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
"Pertemuan dengan tokoh lintas etnis ini dalam rangka meningkatkan sinergitas dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) ditengah pandemi COVID-19 serta menindaklanjuti beredarnya isu provokatif yang membawa suku di Kalbar," kata R Sigid Tri Hardjanto di Pontianak, Kamis.
Tokoh masyarakat yang hadir dalam pertemuan itu, Ketua Majelis Adat Budaya Melayu Kalbar, Chairil Efendy, Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar, Jakius Sinyor, Ketua Ikatan Keluarga Besar Madura Kalbar, Sukiryanto, Ketua Paguyuban Jawa, Sadimo Yitno, dan Ketua Yayasan Bhakti Suci, Susanto Muliawan Lim.
Dia menjelaskan, dalam menghadapi pandemi COVID-19, tentunya membuat masyarakat merasa jenuh karena aktifivitas keseharian terbatas yang disebabkan kebijakan pemerintah dalam penanggulangan penyebaran COVID-19, dengan menganjurkan agar masyarakat banyak berdiam diri di rumah.
"Energi masyarakat kini pasti menumpuk rasa kejenuhan, hal ini perlu diantisipasi akan dampak perilaku masyarakat dalam mengungkap rasa jenuhnya ke arah yang negatif sehingga peran tokoh masyarakat sangat diperlukan," kata Kapolda Kalbar.
Dia juga mengungkapkan mengenai viralnya konten-konten provokatif di media sosial yang menyebabkan gejolak bagi kelompok masyarakat tertentu. Namun ia menegaskan bahwa pelaku yang membuat konten sudah diamankan.
"Terkait isu di media sosial yang membawa suku, sekarang sudah di proses, ini kita harapkan dapat meredam masyarakat di Kalbar," tambahnya.
Dia juga mengatakan bahwa, fenomena konten provokatif sebenarnya sering dilakukan oleh masyarakat yang berada di luar Kalbar. Ia mengajak agar masyarakat tidak mudah terprovokasi karena Kalbar memiliki tingkat keharmonisan antar suku yang tinggi.
Kelompok lintas etnis di Kalbar yang tergabung dalam paguyuban merah putih juga akan mengambil langkah untuk meluruskan informasi kepada masyarakat agar tidak terjadinya gejolak, katanya.
Sementara itu, Ketua DAD Kalbar, Jakius Sinyor mengharapkan kasus kasus yang melibatkan antar etnis dapat diselesaikan dengan keterbukaan oleh semua pihak sehingga tidak terjadi mis komunikasi.