Pontianak (ANTARA) - Pemuda daerah perbatasan di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Fikri Hakil Nur mengatakan bahwa nilai yang terkandung baik tersurat dan tersirat di Pancasila bukan hanya sebatas diucapkan namun harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Nah, di momentum Hari Kesaktian Pancasila ini apakah sudah kita terapkan semua makna atau nilai dari sila - sila yang ada. Kesaktian Pancasila hadir. Kuncinya adalah pada penerapan," ujar pemuda yang tinggal di Kecamatan Paloh tersebut saat dihubungi dari Pontianak, Kamis.
Bagi pemuda perbatasan menurutnya sejauh mana keadilan sosial bagi masyarakat hadir sehingga bisa bagi seluruh rakyat Indonesia termasuk di perbatasan.
"Dalam kecamatan pembangunan memang dari aspek infrastruktur di daerah perbatasan mulai dirasakan. Namun kita berharap terus menjadi perhatian karena banyak aspek lainnya yang mesti kita wujudkan sebagaimana dalam sila - sila Pancasila," kata dia.
Ia mencontohkan soal konflik sosial-politik di kawasan perbatasan ini sering kali terjadi misalnya terkait dengan perebutan lahan atau wilayah dengan negara tetangga yang sampai saat ini belum jelas aturan undang-undang yang ada dalam menentukan kebijakan zona eksklusif dari daerah perbatasan dan juga adanya konflik-konflik tanah adat/ulayat masyarakat.
"Selain itu, juga terjadi kegiatan-kegiatan ilegal dan pelanggaran hukum dan bahkan hingga terjadinya eksploitasi pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkendali dan berkelanjutan. Momentum ini harus benar - benar dijadikan evaluasi terhadap sikap kita dalam bernegara, baik itu oleh masyarakat ataupun pemerintah," kata pemuda yang saat ini juga sebagai Ketua Badko HMI Kalbar.
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Sambas, Nugra Iranta Denashurya mengatakan bahwa hari Kesaktian Pancasila baginya pribadi adalah hari di mana bisa meresapi makna perjuangan para pahlawan demi mempertahankan Pancasila sebagai ideologi NKRI.
"Sebagai pemuda Hari Kesaktian Pancasila juga harusnya sebagai pengingat kita bahwa ada ideologi negara yang dititipkan di pundak pemuda yang harus kita pertahankan. Mungkin tidak seperti dulu yang harus berperang tetapi lebih ke belajar memaknai Pancasila dan menerapkan nya di kehidupan sehari-hari sebagai warga negara Indonesia yang baik," kata dia.
Menurutnya jika generasi-generasi penerus bangsa tidak mau belajar memaknai Pancasila sebagai ideologi negara maka mungkin Pancasila ke depannya hanya menjadi tulisan di dalam kertas yang maknanya hilang.
Kemudian, lanjut dia, bisa diartikan sangat berbeda oleh orang - orang yang tidak bertanggung jawab demi kepentingan individu atau kelompoknya bukan lagi demi kepentingan semua warga negara Indonesia seperti yang diamanatkan Pancasila khususnya sila ke-5.
"Mari bersama kita menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari -hari," ajak dia.