Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menyebutkan, Indonesia berkeinginan untuk mengadakan beberapa alutsista buatan Amerika Serikat melalui program Foreign Military Sales (FMS).
Ia mengatakan hal itu saat menerima kunjungan kehormatan Pejabat Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Christopher C Miller, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin, seperti dikutip dalam laman Kementerian Pertahanan, kemhan.go.id.
Namun, dia tidak merinci apa saja sistem persenjataan yang akan dibeli dari Amerika Serikat itu.
FMS merupakan program dari pemerintah Amerika Serikat tentang bantuan keamanan bagi negara-negara yang diijinkan mereka untuk membeli sistem kesenjataan Amerika Serikat, kerja sama militer, pendidikan dan pelatihan dengan Amerika Serikat di bawah Akta Kendali Eksport Persenjataan (AECA).
Melalui FMS, pemerintah Amerika Serikat dan pemerintah mitra akan melaksanakan kesepakatan antar pemerintahan melalui mekanisme Surat Penawaran dan Persetujuan (Letter of Offer and Acceptance/LOA). Adalah menteri luar negeri Amerika Serikat yang menentukan negara yang bisa menerima FMS ini sementara menteri pertahanan yang melaksanakan programnya. FMS bisa dibiayai oleh dana negara penerima ataupun dana dari pemerintah Amerika Serikat.
Pertemuan antara mereka berdua ini diawali kunjungan kehormatan yang dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antara delegasi Amerika Serikat dan Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo.
Ia menyebutkan, Amerika Serikat adalah negara yang dekat dengan Indonesia, bahkan hubungan strategis kedua negara telah berjalan sangat baik.
Ia pun berharap dapat menjaga dan mengembangkan hubungan pertahanan yang erat ini, dan senantiasa saling menghargai dan menjaga kepentingan negara masing-masing seperti saat ini.
Pada 1989, sebagai contoh, modernisasi kekuatan udara nasional ditempuh melalui Proyek Peace Bima Sena I sehingga Indonesia menjadi salah satu negara ASEAN pertama yang mengoperasikan pesawat tempur F-16A/B Fighting Falcon Block 15OCU buatan General Dinamics yang kemudian diakuisisi Lockheed Martin.
Kerja sama ini dilanjutkan lagi dengan Proyek Peace Bima Sena II yang semuanya tuntas pada Desember 2017, dimana 24 unit F-16C/D Fighting Falcon Block 52ID telah hadir di Tanah Air.
Prabowo juga berharap dapat meningkatkan kerja sama pertahanan di bidang pendidikan dan pelatihan dengan mengirim taruna-taruna Akademi Militer untuk belajar di Akademi Militer Amerika Serikat di West Point sebagai investasi hubungan kerja sama pertahanan di masa mendatang.
Miller menjelaskan Indonesia adalah negara pertama yang dia kunjungi dalam lawatannya ke negara-negara di kawasan Indo Pasifik dalam masa jabatannya ini.
"Hal ini karena hubungan baik kedua negara dan potensi kerja sama di masa mendatang, serta pentingnya posisi Indonesia di kawasan dan hubungan erat dengan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto," kata Miller.
Ia menyatakan, hubungan kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat telah berlangsung sangat lama dan memiliki ikatan yang kuat.
Dalam Dialog Keamanan Indonesia-Amerika Serikat (IUSSD) ke-18 yang belum lama dilaksanakan, kerja sama pertahanan kedua negara mengalami kemajuan seiring prioritas kerja sama di bidang peningkatan kemampuan pertahanan Indonesia melalui kerjasama sistem kesenjataan, dan peningkatan profesionalisme personel pertahanan melalui pendidikan dan pelatihan.
Kunjungan kepada Prabowo kali ini juga sekaligus merupakan kesempatan untuk meningkatkan kerja sama strategis kedua negara yang telah berjalan sangat baik. Hal ini mengingat Indonesia adalah negara berpengaruh di kawasan Indo-Pasifik yang terus memberikan contoh bagaimana keragaman dan hubungan baik antar negara dapat memecahkan masalah-masalah yang terjadi di antara negara-negara.
Miller memuji kepemimpinan Prabowo yang mengedepankan membangun ikatan emosional antara perwira TNI dan perwira Angkatan Bersenjata Amerika Serikat melalui pendidikan dan pelatihan bersama demi kelancaran kerjasama pertahanan di masa mendatang.
Kedatangan Miller ke Kantor Kementerian Pertahanan ini disambut dengan jajar kehormatan. Prabowo dalam pertemuan itu didampingi Wakil Menteri Pertahanan, Sakti W Trenggono, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Donny E Taufanto, Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan, Letnan Jenderal TNI Ida Bagus Purwalaksana, dan Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Mayor Jenderal TNI Rodon Pedrason.