Pontianak (ANTARA) - Kepala Biddokkes Polda Kalbar, Kombes (Pol) dr Trisusilo mengatakan, pihaknya sudah mengambil sebanyak 21 sampel DNA dari pihak keluarga korban di Crisis Center Sriwijaya Air SJ-182 di Aula Angkasapura II Bandara Internasional Supadio Pontianak.
"Hari ini ada tambahan dua yang diambil darah dan air liur untuk DNA dari para keluarga korban. Jadi total keseluruhanya 19 kemarin ditambah 2 hari ini menjadi totalnya 21 sampel DNA yang sudah kita ambil," kata Trisusilo di Sungai Raya, Senin.
Dikatakannya, dua sampel DNA yang hari ini diambil oleh tim DVI, dilakukan langsung ke rumah keluarga korban. Dari 21 sampel DNA itu satu diantaranya untuk menambah keakuratan identifikasii korban.
"Dua orang ini kemarin sudah kami ambil sampel DNA dari bapak korban dan hari ini kami ambil langsung ke rumah sampel DNA dari anak almarhumah (korban) yang masih kecil," katanya.
Trisusilo menambahkan, dari 21 sampel DNA keluarga korban yang ada di Pontianak ini, diambil dari 26 yang telah diwawancarai sebelumnya, dan 26 orang yang telah diwawancarai itu mewakili dari 20 korban.
Dia menambahkan, dari data pihak Sriwijaya Air sebanyak 39 penumpang yang berasal dari Kalbar. Makanya hingga saat ini Tim DVI masih terus menunggu pihak keluarga yang masih akan melakukan pengambilan sampel DNA.
"Hingga siang ini, sampel DNA yang telah kami ambil sudah 19 yang diberangkatkan. Kemungkinan sore ini akan kembali kami berangkatkan sampel DNA pihak keluarga lainnya," kata Trisusilo mengakhiri.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.