Pontianak (ANTARA) - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) bersama Kodim 1208 Sambas ikut menghadirkan perpustakaan di desa tertinggal sebagai wujud kepedulian mahasiswa pentingnya literasi.
“Dengan didukung Kodim 1208 Sambas, Alhamdulillah kami bisa merealisasikan pembangunan perpustakaan mini di desa tertinggal di Kabupaten Sambas yakni Desa Seret Ayon, Kecamatan Tebas,” ujar Presiden BEM Poltesa, Irfan Rabbani saat dihubungi di Sambas, Selasa.
Irfan menjelaskan menghadirkan perpustakaan mini tersebut untuk menjawab kegelisahan dan satu di antara solusi yang diberikan mahasiswa karena melihat pendidikan yang belum merata di Kabupaten Sambas.
“Pemerataan pendidikan baik dari segi sarana dan prasarana, maupun muatan pelajaran serta tenaga pendidik terkhusus di daerah daerah tertinggal (3T) di Kabupaten Sambas ini belum merata. Dengan demikian tentu kita tidak boleh diam namun tetap memberikan kontribusi sesuai kapasitas masing-masing,” katanya.
Ia menambahkan selain menghadirkan perpustakaan mini BEM Poltesa juga melakukan penyuluhan kepada masyarakat, sosialisasi pendidikan ke sekolah dan anak anak, serta pendataan siswa putus sekolah.
“Harapan kami perpustakaan mini bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat setempat. Kepada pemerintah khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas untuk lebih memperhatikan pendidikan di desa desa tertinggal seperti di Desa Seret Ayon,” katanya.
Desa Seret Ayon saat ini terdiri 350 KK. Terdapat sekolah satu atap yakni untuk tingkatan SD dan SMP. Dari pendataan BEM Poltesa mayoritas anak-anak di desa tersebut hanya mendapat jenjang pendidikan paling tinggi SMP. Hanya sebagian kecil melanjutkan ke SMA/sederajat apalagi perguruan tinggi. Hal itu memang karena letak geografis Desa Seret Ayon di tengah perusahaan sawit. Sebagian besar masyarakat termasuk anak-anak bekerja di perkebunan sawit.
Desa tersebut saat ini juga masih tidak menikmati listrik atau penerangan dari PLN. Masyarakat masih mengandalkan genset.