Pontianak (ANTARA) - Direktur Komunikasi, Informasi dan Edukasi BKKBN (Direktur KIE BKKBN) Eka Sulistia Ediningsih mengatakan bahwa angka kasus stunting di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, tergolong rendah.
"Kepala BKKBN Hasto Wardoyo memberi apresiasi kepada Pemerintah Kota Pontianak, di mana stunting-nya itu ada pada angka terendah, yaitu 8,7 persen dari situasi stunting nasional yang masih berada di atas 21 persen," kata Eka di Pontianak, Sabtu.
Baca juga: TMMD ke-110 hadirkan tenaga kesehatan sosialisasi stunting
Baca juga: Pemkab Landak tetapkan 17 desa sebagai lokus penanganan "stunting"
Ia mengatakan bahwa Kota Pontianak diharapkan bisa menjadi panutan bagi pemerintah daerah lain dalam menjalankan upaya pencegahan dan penanggulangan stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga tinggi badannya lebih rendah dari anak-anak seusianya.
Eka mengemukakan pentingnya Pendataan Keluarga 2021 (PK21) untuk merumuskan program dan memetakan sasaran program intervensi dalam upaya mencegah dan mengatasi stunting pada anak balita.
Baca juga: Indonesia fokus tuntaskan masalah kekerdilan di tengah pandemi
Baca juga: BKKBN Kalbar ajak masyarakat cegah stunting dengan hindari empat terlalu
"Kota Pontianak di tahun 2015 Pendataan Keluarga terealisasi hanya 70 persen dan di tahun 2021 ini diharapkan bisa terealisasi 100 persen," katanya.
"Dari PK21 ini juga dapat dipetakan mana-mana yang berisiko stunting. Dan dengan data itu pula salah satunya dapat digunakan untuk pencegahan," ia menambahkan.
Baca juga: Bupati Kubu Raya targetkan angka stunting turun hingga nol persen
Baca juga: Pengurus Forum GenRe Kota Pontianak dilantik
Baca juga: BKKBN cegah stunting dengan program "Bangga Kencana"