Pontianak (ANTARA) - Harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit di Kalbar saat ini masih stabil karena harga tertinggi berdasarkan hasil rapat penetapan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar harga masih di atas Rp2.000 per kilogram.
"Harga TBS Periode II Juni 2021 hasil rapat penetapan untuk yang tertinggi pada umur 10 -20 tahun Rp2.263, 33 per kilogram. Harga tertinggi masih di atas Rp2.000 per kilogram," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, M. Munsif di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa dibandingkan periode I Juni 2021, penetapan harga terbaru memang mengalami penurunan namun tidak signifikan. Begitu juga untuk harga CPO saat ini Rp10.027, 13 per kilogram dan PK Rp6.746, 53 per kilogram.
"Pada periode I Juni 2021 harga TBS sawit Rp2.458, 85 per kilogram. Untuk harga CPO Periode I Juni 2021 ini Rp10.984, 49 per kilogram. Sedangkan harga karnel atau PK Rp6.944,93 per kilogram,"kata dia.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Cabang Kalbar, Purwanti Munawir mengatakan bahwa harga minyak kelapa sawit mentah atau CPO di Kalbar pada Semester I 2021 masih tetap tinggi meski pandemi COVID-19.
“Sebagai salah satu komoditas ekspor yang berperan strategis bagi perekonomian nasional maupun daerah, pergerakan harga CPO di Kalbar sepanjang Semester I tahun 2021 menjadi menarik untuk dicermati karena tetap tinggi dan bahkan naik. Dalam situasi dilanda pandemi COVID -19, komoditi sawit cukup teruji daya tahannya,” kata dia.
Ia mengatakan memasuki semester II /2021 diperkirakan harga CPO Kalbar masih cukup kuat dengan fluktuasi tidak signifikan sepanjang kebijakan pemerintah terkait dengan biodisel dapat berjalan dengan baik, sasaran ekspor ke China, India dan beberapa negara Eropa berjalan normal.
Komitmen pelaku usaha sawit dalam meminimalisir gangguan Karhutla tahun 2021 diharapkan berhasil mempertahankan atau meningkatkan kinerja produksi sawit Kalbar pada tahun 2022.
Terjadinya La Nina di kawasan tropis pasifik terutama pada sentra produksi minyak kedele, jagung ikut memberikan kontribusi penguatan daya saing CPO terhadap minyak nabati lainnya.
“Kondisi harga yang baik ini tentu akan berpengaruh positif bagi sisi penerimaan petani sawit kita, sehingga diharapkan dari sisi pengeluaran dapat terkelola dengan baik,” kata dia.