Jakarta (ANTARA) - Perjuangan Kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020 berlanjut, Jumat, melalui dua cabang olahraga para-badminton dan para-atletik yang akan menjaga asa untuk bisa menambah medali.
Hari ini adalah kesempatan terakhir wakil para-atletik Indonesia untuk memberikan hasil terbaik pada dua nomor tersisa yakni estafet 4x100 meter universal dan 200 meter putra T37 yang masing-masing dijadwalkan mulai berlomba pada babak penyisihan pukul 10:36 WIB dan 18:12 WIB.
Untuk estafet 4x100 meter universal, Indonesia dijadwalkan menurunkan Karisma Evi Tiarani, Saptoyogo Purnomo, dan Putri Aulia. Tim para-atletik Indonesia akan mengawali lomba pada heat tiga bersama Komite Paralimpiade Rusia, Jerman, dan Kanada.
Secara keseluruhan lomba estafet 4x100 meter universal akan diikuti 10 peserta. Pada heat satu ada Inggris Raya, Brazil, dan China, sedangkan heat dua yakni Prancis, Jepang, dan Amerika Serikat.
Indonesia setidaknya harus masuk empat besar untuk mengamankan tiket final yang dijadwalkan bergulir pada hari yang sama pukul 19:17 WIB.
Baca juga: Kotak medis COVID yang tak terpakai di Olimpiade Tokyo dibuang percuma
Dalam laman resmi Paralimpiade Tokyo 220 tercantum season best dari masing-masing peserta dan catatan terbaik Indonesia yakni 50,09 detik.
Berkaca dari catatan waktu tersebut, langkah Indonesia untuk bisa melaju ke final diprediksi tak mudah. Sebab, peserta lainnya lebih baik dari daftar entry time di pesta olahraga terbesar untuk atlet disabilitas di dunia tersebut.
Misalnya China yang hadir di posisi teratas dengan catatan waktu 46,35 detik. Selain itu Amerika Serikat hadir berbekal season best 46,94 detik.
Lalu Komite Paralimpiade Rusia tercatat memiliki 47,67 detik dan Jerman dengan 47,78 detik. Selain itu, Indonesia juga berada di bawah Jepang dan Inggris Raya yang masing-masing mengantongi 48,14 detik dan 48,20 detik.
Kemudian Brazil dengan 49,72 detik dan Prancis dengan 50,02 detik. Merah Putih hanya berada satu tingkat di atas Kanada yang berada di urutan terbawah dengan 50,38 detik.
Baca juga: Syuci Indriani terhenti di babak penyisihan nomor 200m gaya ganti putri
(selanjutnya... Saptoyogo turun dua kali)
Selain nomor estafet, Indonesia masih memiliki kesempatan dari nomor 200 meter T37 melalui Saptoyogo Purnomo yang juga akan berlomba pada hari ini, pukul 18:12 WIB.
Dia dijadwalkan tampil pada babak pertama heat satu, bersaing lima peserta lainnya untuk bisa melaju ke final yang dijadwalkan satu hari setelahnya, pukul 08:27 WIB.
Saptoyogo setidaknya harus finis di posisi tiga besar untuk mengamankan tiket babak berikutnya. Berdasarkan personal best yang tercantum di laman Paralimpiade Tokyo, Saptoyogo memiliki catatan waktu terbaik 23,53 detik.
Angka tersebut menempatkannya di posisi kelima dari enam peserta yang tampil di nomor 200 meter T37 babak pertama heat satu. Saptoyogo berada di bawah Viktor Antonio de Jesus (Brazil) yang menjadi peserta terbaik dengan catatan waktu 22,77 detik.
Sementara posisi kedua ditempati Nick Mayhugh (Amerika Serikat) dengan 22,80 detik. Lalu Chermen Kobesov (Komite Paralimpiade Rusia) dengan 22,88 detik dan Charl du Toit (Afrika Selatan) dengan 23,03 detik.
Saptoyogo hanya berada satu tingkat di atas Yaroslav Okapinskyi (Ukraina) yang menempati posisi terakhir dengan 24,46 detik.
Ini adalah kesempatan bagi Saptoyogo yang sebelumnya membuat kejutan dengan meraih perunggu pada nomor 100 meter T37 putra.
Baca juga: KBRI Tokyo sambut kedatangan kloter pertama Kontingen Indonesia
(Selanjutnya... Sembilan pertandingan para-badminton)
Selain itu, hari ini bergulir sembilan pertandingan yang akan dilakoni wakil Indonesia pada cabang olahraga para-badminton dalam lanjutan penyisihan grup.
Untuk para-badminton, tunggal putra SL4 Fredy Setiawan akan melanjutkan pertandingan penyisihan Grup B melawan wakil Thailand Siripong Teamarrom pukul 07:40 WIB.
Kemudian pada sektor yang sama giliran Hary Susanto yang akan berhadapan dengan Suhas Yathiraj dari India di Grup A pukul 08:20 WIB.
Baca juga: Presiden Jokowi beli sepatu lokal buatan Greysia Polii
Setelah itu, giliran Ukun Rukaendi yang akan berjuang di Grup B tunggal putra Sl4 berhadapan dengan wakil Inggris Raya Daniel Bethell. Berlanjut Dheva Anrimusthi melawan Bartlomiej Mroz asal Polandia di Grup A.
Pun demikian dengan Suryo Nugroho yang juga bertanding melawan Meril Loquette asal Prancis pada grup dan sektor yang sama.
Lalu ganda putri SL3-SU5 Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah akan berhadapan dengan wakil tuan rumah Norito Ito/Ayako Suzuki di Grup A.
Hary Susanto pun akan melanjutan perjuangannya berhadapan dengan wakil Jerman Jan Niklas Pott pada babak penyisihan Grup A tunggal putra Sl4. Fredy Setiawan pun akan kembali tampil pada sore hari melawan wakil India Tarun.
Setelah itu, Leani Ratri Oktila akan kembali turun berhadapan dengan Faustine Noel asal Prancis puul 17:20 WIB, sekaligus menutup rangkaian pertandingan wakil para-badminton Indonesia pada hari ini.
Baca juga: Ginting ngaku bangga raih perunggu Olimpiade Tokyo 2020
Jadwal Kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020, Jumat, 3 September 2021:
Para-atletik
10:36 WIB - estafet 4x100m universal
18:12 WIB - 200 meter T37 - Saptoyogo Purnomo
Para-bulu tangkis
07:40 WIB - Tunggal Putra SL4 - Grup B - Fredy Setiawan vs Siripong Teamarrom (Thailand)
08:20 WIB - Tunggal Putra SL4 - Grup A - Hary Susanto vs Suhas Yathiraj (India)
09:00 WIB - Tunggal Putra SL3 - Grup B - Ukun Rukaendi vs Daniel Bethell (Inggris Raya)
10:20 WIB - Tunggal Putra SU5 - Grup A - Dheva Anrimusthi vs Bartlomiej Mroz (Polandia)
10:20 WIB - Tunggal Putra SU5 - Grup A - Suryo Nugroho vs Meril Loquette (Perancis)
14:00 WIB - Ganda Putri SL3-SU5 - Grup A - Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah vs Norito iko/Ayako Suzuki (Jepang)
14:40 WIB - Tunggal Putra SL4 - Grup A - Hary Susanto vs Jan Niklas Pott (Jerman)
15:20 WIB - Tunggal Putra SL4 - Grup B - Fredy Setiawan vs Tarun (India)
15.20 WIB - Tunggal Putri SL3-SU5 -Grup A - Leani Ratri Oktila vs Faustine Noel (Prancis)
Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta beri penghormatan bagi Kontingen Indonesia
Baca juga: Belanda rebut emas sprint putra balap sepeda trek Olimpiade Tokyo
Baca juga: Kunci sukses angkat besi menjaga tradisi medali Olimpiade