Jakarta (ANTARA) - Pengusaha nasional pemilik PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir mengatakan optimististis terhadap masa depan perkembangan ekonomi Indonesia tetap pada jalur pertumbuhan dalam jangka menengah dan panjang.
“Optimistis bahwa perekonomian Indonesia tetap bertumbuh menuju sebuah negara maju,” kata Garibaldi Tohir daam keterangannya di Jakarta, Senin.
Pria yang akrab disapa Boy Tohir ini pun menjelaskan, bahwa dengan keyakinan ekonomi yang terus membaik membuat dirinya menempatkan seluruh perusahaannya berbasis di Indonesia.
“Negara ini sangat luar biasa dengan jumlah penduduknya, geografis, keragaman, market yang segmennya bermacam-macam,” katanya.
Baca juga: Indonesia pasar digital menjanjikan di ASEAN
Namun, kata dia, untuk merawat bangsa Indonesia, butuh perjuangan. “Tidak bisa taken for granted", kalau bangsa ini terpecah belah enggak ada Adaro, Astra, kalau negara enggak maju, enggak makmur, kita mau usaha apa?” kata Boy.
Untuk itu, Boy ingin mewariskan ilmunya untuk generasi mendatang. Dia juga berpesan agar generasi mendatang terus berjuang memajukan Indonesia.
“Buat saya yang penting bagaimana negara ini maju. It’s a never ending story. Kita harus terus berjuang,” katanya.
Sebelumnya, bos Adaro Energy ini terpilih sebagai salah satu dari 20 pengusaha terbaik atau Businessperson of the Year 2021 versi Majalah Fortune Indonesia.
Penilaian Fortune mengacu pada keberhasilannya dalam mengelola perusahaan sepanjang tahun 2020. Kendati ekonomi dihantam pandemi COVID-19, Boy Thohir dinilai mampu meningkatkan kinerja perusahaan.
Boy Thohir yang memulai bisnis batu bara sejak 1992 tersebut, kini memiliki bisnis yang besar mencakup otomotif, finansial, hingga pelabuhan dan terakhir menjadi Komisaris Gojek Indonesia.
Selain Boy Thohir, pengusaha nasional yang juga masuk ke dalam jajaran 20 besar itu adalah Franky Oesman Widjaja, Chairman sekaligus CEO Golden Agri Resources Ltd., induk usaha PT Sinar Mas Afri Resources & Technology Tbk, juga Anthony Salim, CEO Salim Group.
Baca juga: BPS catat ekonomi Indonesia triwulan III-2021 tumbuh 3,51 persen
Baca juga: Ekonomi syariah Indonesia peringkat 4 dunia tapi tak boleh berpuas diri
Baca juga: Dirut BEI harap kinerja pasar modal bantu pemulihan ekonomi