Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi berharap kinerja pasar modal Indonesia yang terus membaik dapat membantu pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi COVID-19.
Menurut Inarno, pandemi yang telah berlangsung hampir dua tahun menghadirkan berbagai tantangan bagi ekonomi dan pasar modal domestik. Penyesuaian besar-besaran dilakukan untuk menjamin keberlanjutan pasar modal, salah satunya melalui pemanfaatan teknologi digital dalam operasional, termasuk kegiatan edukasi dan sosilisasi pasar modal.
"Sangat membanggakan di tengah tantangan tersebut kita bisa mencapai hasil-hasil yang sangat baik, salah satunya dalam hal penambahan jumlah investor, perusahaan tercatat, maupun aktivitas perdagangan," ujar Inarno dalam Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2021 di Jakarta, Kamis.
Jumlah investor saham atau Single Investor Identification (SID) baru, lanjut dia, terus mengalami peningkatan dalam delapan bulan terakhir 2021 dan telah mencapai rekor baru yaitu satu juta investor saham baru
"Hal ini patut kita syukuri dan kita banggakan karena antusiasme dari masyarakat untuk berinvestasi dan jadi bagian dari pasar modal masih sangat tinggi," kata Inarno.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 30 September 2021, SID pasar modal Indonesia telah mencapai lebih dari 6,4 juta SID termasuk di dalamnya 2,9 juta SID saham.
Tidak hanya investor saja yang bertambah, per 30 September 2021 jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI juga mengalami peningkatan menjadi 750 perusahaan tercatat dengan penambahan baru sebanyak 38 perusahaan tercatat.
Inarno menyampaikan tahun 2021 menjadi tahun yang penuh dengan harapan pemulihan ekonomi dan hal itu tercermin dari tingginya aktivitas perdagangan di BEI dalam tiga bulan terakhir.
"Kami mencatat tingginya aktivitas transaksi dan merupakan rekor baru sejak swastanisasi bursa efek di tahun 1992, di antaranya rata-rata nilai perdagangan harian yang mencapai lebih dari Rp13 triliun per hari atau melonjak dua kali lipat dalam lima tahun terakhir," ujar Inarno.
Frekuensi transaksi saham juga naik menjadi rata-rata 1,2 juta transaksi per hari dan merupakan tertinggi di kawasan ASEAN dalam tiga tahun terakhir. Hal itu juga diikuti dengan lonjakan volume perdagangan yang mencapai lebih dari 19 miliar lembar saham per hari.
"Melalui kegiatan CMSE ini kami berharap juga bisa membantu masyarakat melihat bahwa investasi pasar modal terbuka untuk semua orang dan dapat dipercaya sehingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan likuiditas pasar dan jumlah investor," kata Inarno.