Pontianak (ANTARA) - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono meminta para kader posyandu di kota itu agar proaktif dalam mencegah peningkatan kasus stunting (kerdil).
"Kader-kader posyandu kami minta lebih proaktif untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya asupan gizi khusus bagi balita dalam mencegah stunting," kata Edi Rusdi Kantono usai menyerahkan bantuan dana transportasi secara simbolis kepada 323 para kader posyandu di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin.
Menurutnya, beberapa indikator keberhasilan bidang kesehatan, di antaranya menekan angka gizi buruk, rendahnya angka kematian ibu dan anak serta menurunkan angka stunting. Stunting secara fisik bisa terlihat dari usia pertumbuhan anak balita serta pertumbuhan otak.
Baca juga: Karolin instruksikan Pemdes ikut cegah stunting
"Penyebab stunting bisa karena kurangnya gizi maupun lingkungan yang kurang sehat, sehingga pemenuhan gizi merupakan bagian penting dalam mencegah stunting," ujarnya.
Oleh sebab itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak sudah mengalokasikan anggaran untuk cadangan pangan, diperkuat bantuan dari pemerintah pusat melalui APBN untuk menangani anak-anak yang kekurangan gizi.
Dalam kesempatan itu, Edi juga meminta kepada para kader posyandu agar selalu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemenuhan gizi dalam keluarga.
"Artinya bahwa makanan itu bukan hanya sekadar kenyang, tetapi harus ada kadar gizi dan proteinnya, karbohidrat dan sebagainya, sehingga anak-anak tumbuh dengan cerdas dan kuat," kata Edi.
Baca juga: Ini pesan Ketua IPKB Kalbar usai mendapat tugas pindah ke Jateng
Sementara untuk lansia, lanjutnya, sudah menunjukkan keberhasilan yang menggembirakan dengan meningkatnya usia harapan hidup yang menyentuh hingga usia 73,2 tahun. Kendati demikian, dia mengingatkan agar kualitas kesehatan para lansia harus terus dipantau agar lebih optimal.
Apalagi usia lansia rentan dengan penyakit regeneratif sehingga harus dilakukan pemeriksaan rutin seperti kolesterol, gula darah, asam urat dan tekanan darah. Penyakit regeneratif ini juga disebabkan oleh pola hidup dan pola makan yang tidak sesuai.
"Para lansia juga harus berolahraga disesuaikan dengan usianya. Di posyandu inilah tempat mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan," katanya.
Sementara itu, Pemkot Pontianak memberikan bantuan uang transportasi, masing-masing Rp3 juta per tahun kepada 323 kader posyandu di kota itu.
Baca juga: Komisi IX DPR RI mengharapkan adanya pemerataan sosialisasi tentang stunting
Baca juga: Pemkab Sekadau bertekad fokus turunkan angka stunting hingga 14 persen
Baca juga: Ini strategi BKKBN dalam penguatan Bangga Kencana dan cegah stunting