Pontianak (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (PLN UIP KLB) berhasil merampungkan empat infrastruktur kelistrikan antaranya pembangunan transmisi sepanjang 111,95 KM di Kalbar.
"Jaringan transmisi yang terbangun tersebut yakni di Sanggau- Sekadau- Sintang terbentang sepanjang 111,95 kilometer yang melintasi 3 kabupaten, 7 kecamatan, 3 kelurahan, dan 18 desa," ujar General Manager PLN UIP KLB Reisal Rimtahi Hasoloan di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan empat pembangunan infrastruktur kelistrikan yang berhasil terbangun yakni Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) Sanggau-Sekadau sirkit 2, SUTT 150 kV Sekadau-Sintang, Gardu Induk (GI) 150 kV Sekadau berkapasitas 30 Mega Volt Ampere (MVA), dan GI 150 kV Sintang berkapasitas 60 MVA. Rata-rata nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk dua jalur transmisi dan dua GI tersebut sebesar 75,65 persen.
Baca juga: Transmisi 150 kV Sekadau -- Sintang dalam proses penarikan kabel
Baca juga: Jaringan transmisi bawah tanah beroperasi, Gerbang KTI siap menuju wilayah zero down time
Baca juga: Transmisi Jeneponto-Makassar berfungsi, PLN hemat Rp225 miliar per tahun
"PLN investasikan lebih dari Rp504 miliar untuk membangun infrastruktur kelistrikan di Kabupaten Sanggau, Sekadau, dan Sintang tersebut," jelas dia.
Ia menambahkan bahwa sebelumnya sistem kelistrikan di wilayah Sekadau dan Sintang masih bersifat isolated atau belum terhubung ke sistem kelistrikan lainnya. Selain itu sumber listrik utama di kedua kabupaten tersebut memiliki cadangan daya terbatas yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) setempat dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang berkapasitas 3x7 Mega Watt (MW).
“Dengan beroperasinya jaringan transmisi dan gardu induk ini, maka listrik di wilayah Sekadau dan Sintang akan menjadi lebih andal dengan cadangan daya yang lebih besar. Hal tersebut karena listrik yang dihasilkan dari Sistem Kelistrikan Khatulistiwa dapat menyokong hingga ke wilayah tersebut. Sehingga apabila terjadi defisit daya atau gangguan kelistrikan, perbaikan yang dilakukan oleh PLN akan menjadi lebih cepat,” ungkap Reisal.
Baca juga: PLN jaga kehandalan Sistem Khatulistiwa
Baca juga: Jaringan trasmisi PLN terancam pembakaran lahan
Baca juga: PLN targetkan Sistem Khatulistiwa masuk Ketapang tahun 2022
Reisal menyebutkan, listrik dari Sistem Kelistrikan Khatulistiwa itu terhubung melalui transmisi Tayan-Sanggau yang telah lebih dahulu beroperasi.
Selanjutnya ia juga menjelaskan bahwa dengan beroperasinya dua transmisi dan dua gardu induk tersebut, maka akan menurunkan Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik di Kalimantan Barat.
“Beroperasinya SUTT 150 kV Sanggau-Sekadau-Sintang ini akan menurunkan BPP listrik sebesar Rp527 juta per harinya. Sebanyak 4 PLTD di Sanggau dan Sekadau juga turut dimatikan,” jelasnya.
Baca juga: PLN operasikan Gardu Induk berkapasitas 150 KV di Sungai Regas
Baca juga: PLN telah operasikan tiga proyek listrik tegangan tinggi di Banten
Langkah pengurangan PLTD itu juga sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan bauran energi bersih dan untuk mencapai net zero emission pada 2060.
"Saat ini cadangan daya pada Sistem Khatulistiwa tercatat sebesar 197,4 MW. Cadangan daya tersebut dapat tersalurkan hingga ke Sekadau dan Sintang yang akan mendorong aktivitas perekonomian dan meningkatkan iklim investasi positif di kedua kabupaten," kata dia.
Baca juga: PLN lakukan pemeliharaan GITET, pastikan sistem Jawa Bali andal hadapi cuaca ekstrem
Baca juga: 94 persen gangguan transmisi PLN di Kalbar akibat kawat layang - layang
Baca juga: PLN Prioritaskan Pembangunan Ketenagalistrikan Di Kalbar