"Selain sebagai upaya untuk mendukung terwujudnya kedaulatan pangan, stok penyangga siap distribusi tersebut juga menjadi salah satu barometer untuk menjaga stabilitas harga komoditas pangan," kata Kepala Bulog Divre Kalbar, Bambang Prihatmoko di Pontianak, Jumat.
Baca juga: Bulog pastikan stok pangan jelang Ramadhan di Kalbar aman
Baca juga: Perum Bulog komitmen siapkan sembako murah bagi KPM BPNT
Baca juga: Peneliti ingatkan pemerintah pastikan stok beras hingga akhir tahun
Dia menjelaskan, seluruh persediaan beras dan daging sapi itu akan disebar ke seluruh wilayah Kalbar, dan dipastikan stok tersebut aman hingga Idul Adha mendatang.
Persediaan beras sendiri, untuk seluruh Kalimantan Barat saat ini ada sebanyak 4.522 ton atau cukup menjelang Hari Raya Idul Adha, sementara itu stok daging beku ada 16 ton juga untuk disebar ke seluruh wilayah Kalbar dengan kualitas yang memang sudah melalui berbagai macam rangkaian uji laboratorium.
Baca juga: Bulog Putussibau: Stok beras cukup hingga Desember 2021
Baca juga: Kalbar perkuat cadangan pangan antisipasi dampak bencana alam
Dia menambahkan, selain menerima penugasan dari pemerintah untuk menyimpan cadangan beras nasional dengan jumlah minimal 1,5 juta ton hingga akhir tahun, secara kelembagaan pihaknya juga harus mencegah terjadinya kerawanan pangan.
"Karena dengan ketersediaan pasokan dan stok kebutuhan akan pangan itu, maka akan terjadi stabilisasi harga harga kebutuhan pangan di Kalbar," katanya.
Baca juga: Stok beras cadangan Pemkab Kapuas Hulu kosong
Baca juga: Bulog Pusat lirik potensi kuliner Kalbar salah satunya kerupuk basah
Baca juga: Warga Kapuas Hulu serbu daging beku Bulog
Sementara itu, harga jual hewan kurban berupa sapi di Kota Pontianak di tingkat peternak atau penjual meningkat signifikan, yakni mencapai Rp2 juta per ekor dampak adanya wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK).
"Saat ini memang harga sapi naik sebagai dampak PMK. Harga naik signifikan dari periode Idul Adha sebelumnya, kenaikan kisaran Rp2 juta - Rp3 juta per ekor," kata salah seorang peternak sapi di Kota Pontianak, Kalham.
Ia menjelaskan, wabah PMK sangat berdampak pada jumlah hewan ternak, karena mereka tidak bisa memasok sapi dari luar.
Baca juga: Permintaan daging beku Kalbar meningkat
Baca juga: Permintaan daging beku meningkat 100 persen
Baca juga: Bulog salurkan 110 ton daging beku
"Pada sisi kami selaku peternak, harga naik ini sangat diuntungkan, namun dari sisi jumlah hewan ternak kami menjadi tidak banyak, karena tidak bisa dipasok dari luar," katanya.
Kenaikan harga hewan ternak juga disampaikan pelaku usaha jual ternak Saleh Taufik. Menurutnya harga sapi saat ini naik capai Rp2 juta per ekor dibanding musim Idul Adha sebelumnya.
Ia mengatakan pelaku usaha saat ini kesulitan dalam memasok hewan dari luar dan hanya mengandalkan pasokan lokal.
Baca juga: Bulog Putussibau Datangkan Daging Sapi Dan Kerbau
Baca juga: Pemkot Pontianak cegah inflasi dengan jaga ketersediaan pangan
Selain itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero mengatakan pemerintah provinsi bersama pihak terkait telah memproyeksikan kebutuhan baik daging sapi maupun sapi potong untuk menghadapi Hari Raya Idul Adha 1443 H mencukupi.
"Kami telah rapat koordinasi ketersediaan dan stabilisasi harga pangan komoditi daging sapi potong menghadapi Hari Raya Idul Adha 1443 H dengan para pihak terkait. Dari rapat itu diproyeksikan untuk kebutuhan daging sapi dan sapi potong cukup," ujarnya di Pontianak, Jumat.
Proyeksi ketersediaan daging sapi dan sapi potong cukup karena didukung rencana pemasokan 2.000 ekor sapi, 25 ton daging beku oleh BULOG, dan laporan terbaru dari kabupaten atau kota di Kalbar sampai dengan 1 Juni 4.305 ekor.
baca berita selengkapnya : Pemerintah Provinsi Kalbar proyeksikan kebutuhan daging untuk Idul Adha cukup