Pontianak (ANTARA) - Gubernur Provinsi Kalimantan Barat Sutarmidji, mengapresiasi mahasiswa berprestasi dan akan memberikan beasiswa kepada wisudawan dari Diploma 3 (D3) Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) untuk melanjutkan pendidikan Perguruan Tinggi jenjang S1.
"Untuk wisudawan D3 yang berprestasi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4.00 akan diberikan beasiswa dengan nilai Rp25 juta untuk melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Negeri jenjang S1, dan yang berprestasi lainnya akan dipantau lagi," kata Sutarmidji saat memberikan sambutan pada wisuda mahasiswa Polnep 2022 di Pontianak, Rabu.
Pada kesempatan itu, Sutarmidji mengatakan pendidikan vokasi sekarang menjadi bagian dari kebijakan bidang pendidikan, dan penting untuk para wisudawan dapat mengembangkan potensinya.
"Pendidikan vokasi harus dikembangkan, tetapi yang lebih penting setelah ini mahasiswa dapat memerankan atau mengimplementasikan serta mengembangkan potensi diri dari bidang ilmunya masing masing," katanya.
Kemudian, Sutarmidji mengharapkan agar Polnep dapat mencetak SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas agar dapat bersaing di luar.
"SDM yang baik itu penting. Karena SDM yang baik dapat mengolah SDA yang baik pula. Perlu diingat juga bahwa indikator kesuksesan seseorang dalam mengembangkan bidangnya itu harus jujur, disiplin, dukungan orang terdekat dan punya ketrampilan (skill) atau kemampuan dan adanya indikator tersebut, maka kita mampu berkompetisi dengan negara lain," kata dia.
Selain itu, Sutarmidji juga berharap alumni mahasiswa Polnep, dapat berkontribusi dan bersinergi untuk membangun negeri, terutama daerahnya masing masing untuk kemajuan Kalbar.
"Saya berharap alumni Polnep dapat bersinergi dengan pemerintah untuk menangkap peluang dan menggali potensi yang ada. Selain itu, saya berharap mereka bisa menciptakan lapangan kerja, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain dan setelah itu, kembali ke desa untuk melihat potensi desa tersebut supaya bisa dikembangkan," kata Sutarmidji.*
Baca juga: Sutarmidji upayakan pengendalian inflasi pangan berbasis data