Pontianak (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat, Moh. Wahyu Yulianto mengatakan bahwa upaya dan langkah pemerintah pusat dan daerah yang komprehensif baik melalui bantuan sosial maupun pasar murah mampu menekan kenaikan harga yang ditandai dengan inflasi pada September 2022 hanya 1,57 persen (mom)
"Inflasi Provinsi Kalbar gabungan dari kota IHK yakni Kota Pontianak, Kota Singkawang, dan Kabupaten Sintang pada September 2022 sebesar 1,57 persen. Inflasi tersebut cukup terkendali karena langkah-langkah pemerintah sudah cukup komprehensif sehingga gejolak kenaikan harga pada bahan pokok terkendali," ujarnya di Pontianak, Senin.
Ia menyebutkan inflasi tidak terlepas dari pengaruh dominan penyesuaian harga BBM. Hal itu memiliki banyak dampak pada komoditas lain terutama transportasi.
"Perlu kita cermati bersama bahwa tanpa perubahan komoditas yang lain yaitu ada 416 komoditas yang kami pantau dari dampak kenaikan BBM saja solar, bensin, kemudian tadi pertamax itu akumulasinya kurang lebih dari 3 komoditas itu memberikan sumbangan inflasi kurang lebih 1 persen. Artinya ketika yang lainnya tidak berubah itu sumbangan dari BBM sudah 1 persen," ucap dia,
Ia menambahkan bahwa memang inflasi di Kalbar pada September 2022 tinggi sebagai dampak kenaikan harga BBM diikuti tarif travel, kemudian angkutan luar kota kemudian transportasi online baik roda dua maupun empat.
"Tadi saya hitung, kelompok transportasi sendiri itu sebesar 1,1 persen, sehingga dengan inflasi 1,57 persen sebenarnya dampak yang lainnya hanya kurang lebih sekitar 0,46 persen saja," jelasnya.
Menurutnya masih ada sisa waktu tiga bulan ke depan tahun ini yakni Oktober, November, dan Desember. Biasanya siklusnya dari Agustus Kalbar deflasi 0,07 persen dan September harus naik karena ada kenaikan BBM juga. Biasanya setelah tinggi, turun pada Oktober, November
"Tapi kita perlu waspadai yaitu di Desember nanti dan ada beberapa komoditas yang memang tidak bisa kita hindari, salah satunya untuk komoditas makanan adalah daging babi ini perlu juga menjadi perhatian daging babi itu konsumsinya tinggi di Kota Singkawang," ucap dia.
Tingkat inflasi tahun kalender pada September 2022 sebesar 5,30 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun, September 2022 terhadap September 2021 sebesar 5,71 persen.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero mengatakan bahwa dalam meresepon cepat arahan Presiden untuk pengendalian inflasi di daerah dilakukan pasar murah dan bantun sosial pangan. Dua langkah tersebut menjadi upaya strategis dan diambil Gubernur Kalbar dalam memitigasi inflasi di daerah.
"Adanya gelar pangan murah bisa memberikan harga yang lebih murah dari harga pasar. Hal itu karena barang yang disediakan langsung dari agen. Kemudian dengan kegiatan ini juga akses masyarakat untuk mendapatkan barang lebih dekat. Apalagi lewat kegiatan langsung menyasar masyarakat. Kami juga ikut menyiapkan paket bansos pangan. Kedua langkah hal tersebut untuk menekan harga atau inflasi," ucap dia.
Langkah pemerintah daerah mampu tekan kenaikan harga
Senin, 3 Oktober 2022 21:16 WIB