Kuching (ANTARA) - Konsul Jenderal Republik Indonesia, Raden Sigit Witjaksono mengatakan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Malaysia termasuk Sarawak yang merupakan salah satu bagian dari negara Malaysia, telah dimulai sejak lama sekali. Secara formal kerja sama itu telah di lakukan sejak tahun 1963, hingga saat ini di 2022 sudah berjalan selama 59 tahun.
“Dengan periode yang cukup lama hubungan kerja sama di sua sisi kedua negara ini yang tinggal di satu pulau yaitu Sarawak Malaysia dan Kalimantan Indonesia diharapkan intensitas hubungan itu menjadi nilai tambah. Kami yakin hal itu dapat dilakukan apa lagi secara budaya dan adat istiadat tradisional antara masyarakat Sarawak, Kalimantan Indonesia itu sangat dekat sekali,” kata Konjen RI Raden Sigit Witjaksono di Kuching, Senin.
Sigit mengatakan, KJRI dalam menjaga hubungan baik kerja sama bilateral ke dua negara itu, akan selalu mendorong kemajuan kerjasama tersebut dengan melakukan pendekatan dan koordinasi, baik itu di bidang budaya, pendidikan, perekonomian dengan pihak pemerintah Sarawak, dan secara umum pemerintah kota di Kuching, Miri, Bintulu, Sibu dan lainnya.
“Peningkatan dari dua sisi hasil kerja sama kita Indonesia dan Malaysia itu terus mengalami peningkatan, dan sejak di bukanya border dari bulan April 2022 yang lalu, maka sejak Juli 2022 lalu lintas orang,barang dan kendaraan cukup banyak peningkatan,” ujar Sigit.
“Dan ini akan kami terus dorong untuk peningkatannya. Sebagai realisasinya hari ini pada malam hari, kami mengelar acara resepsi diplomatik bersama bersama para pejabat di Sarawak ini dalam rangka bertujuan untuk meningkat kerja sama di segala bidang yang dapat saling menguntungkan terutama di bidang ekonomi, sosial budaya dan kekonsuleran, di mana kekonsuleran ini merupakan misi utama dari kami ,” tambahnya.
Menurut Sigit, pertemuan dan koordinasi seperti itu memang harus terus digalakan dalam menunjang kemajuan seperti di bidang ekonomi dan sosial budaya sangat perlu lagi didorong lebih maju.
“ini penting untuk kita dorong terus bersama terutama kemajuan bidang ekonomi seperti lalu lintas barang produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia dari border perbatasan yang telah tersedia antara Sarawak Malaysia dan Kalimantan Indonesia,” kata Sigit.
Seperti ujar Sigit, beberapa waktu lalu produk-produk UMKM dari Sambas Kalbar dapat mengikuti pameran promosi dagang di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Kuching dapat perhatian bagus dari pejabat dan warga Kuching.
“Keikutsertaan pengusaha-pengusaha termasuk penghasil produk UMKM ini akan terus kita upayakan dapat ikut pada setiap pameran promosi dagang tidak hanya di Kuching, tapi juga di kota-kota besar lainnya yang ada di Sarawak ini. Dalam waktu dekat kami juga mengupayakan keikutsertaan produk-produk UMKM dari berbagai daerah di Kalbar dapat ikut pameran serupa di Miri,” kata Sigit.
Sigit berharap kegiatan pameran promosi dagang itu dapat diikuti tidak hanya dari Sambas, tapi juga dari Kota Pontianak, Singkawang, Sanggau, Ketapang, Sintang dan lainnya yang ada di Kalbar.
“Mudah-mudahan kami berharap lebih banyak lagi penggiat UMKM kita di Kalbar yang dapat ikut pameran promosi dagang di wilayah Sarawak ini agar barang-barang dagangan kita dapat lebih banyak di kenal dan diminati warga Malaysia khususnya yang ada di Sarawak ini,” tutup Konjen RI Kuching.