Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalbar, Muhammad Munsif mengatakan, pemerintah provinsi bersama pihak terkait terus berusaha untuk mempertahankan nol kasus atau zero case Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak.
"Kami memastikan tidak mengendorkan upaya-upaya pencegahan, meski saat ini Kalbar nol kasus PMK," ujarnya di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa untuk mempertahankan nol kasus PMK tersebut ada sejumlah langkah yang ditempuh, di antaranya mengintensifkan lagi penerapan lima strategi utama penanggulangan PMK yang sudah dijalankan dengan memberikan tekanan prioritas kepada penerapan program Kalbar Beraksi. Hal itu melalui percepatan upaya vaksinasi PMK di 14 kabupaten/kota penambahan petugas untuk melakukan sosialisasi tentang pengendalian PMK khususnya terkait biosekuriti.
“Hingga saat ini sudah 10.500 orang yang tersosialisasi PMK,” ucapnya.
Pihaknya menyediakan dan menyalurkan bantuan desinfektan dan sprayer kepada peternak dalam rangka cleaning and desinfeksi, melakukan surveilans pascavaksinasi, serta menyediakan dan memberikan layanan pengobatan dan penyuntikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak
Munsif menceritakan, kasus PMK pertama kali mencuat di Kalbar minggu ke-4 April 2022 namun secara resmi dinyatakan outbreak PMK 12 Mei 2022 setelah hasil uji lab dari Pusvetma mengkonfirmasi positif kasus laporan dugaan PMK pada kambing di Mempawah pada ternak sapi di Kubu Raya. Saat ini, Kalbar sudah tidak ada lagi penambahan kasus aktif lagi per 5 Agustus 2022 dan per 11 Agustus 2022 seluruh kasus PMK berhasil ditekan menjadi “Zero Case PMK”.
“Dari total 1.822 ekor ternak yang terinfeksi PMK sebanyak 1712 ekor diantaranya dapat disembuhkan dengan upaya pengobatan, 108 ekor dipotong paksa atau potong dini dan hanya 8 ekor yang mati akibat infeksi PMK tersebut atau hanya 0.43 persen saja,” katanya.
Disbunnak Kalbar mendata ada 9 dari 14 Kabupaten/Kota terdampak PMK yakni Kota Pontianak, Singkawang, Kabupaten Kubu Raya, Ketapang, Mempawah, Sanggau, Melawi, Sintang, dan Sambas, yang tersebar di 30 dari 174 kecamatan dan 77 dari 231 desa se-Kalbar. Kasus harian sempat melonjak bulan Mei hingga Juli yaitu dengan rata-rata 22 kasus per harinya dengan jumlah kasus tertinggi mencapai 101 kasus per hari sedangkan rata-rata peningkatan kasus kumulatif harian mencapai 5 persen.
Saat kasus PMK mencuat, pihaknya membentuk Posko Crisis Centre dan meluncurkan kontak pengaduan 081347172542 via whatsapp, di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Pihaknya juga menginisiasi pembentukan Tim Satgas Pengendalian PMK Tingkat Provinsi dan mendorong hingga tingkat Kabupaten/Kota hingga wilayah kecamatan.
“Menerapkan Strategi Penanggulangan PMK sesuai komando Tim Satgas PMK Nasional yang meliputi, Surveilan dan Testing, Pengobatan, Biosecurity, Vaksinasi dan Potong Bersyarat,” katanya.