Pontianak (ANTARA) - Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai, Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat, Agung Saptono menyebutkan pungutan ekspor dana sawit hingga April 2023 di Kalbar Rp334,83 miliar.
"Dana pungutan ekspor dana sawit ini terealisasi 44,80 dari target yang ditetapkan. Kemudian pungutan ekspor tersebut dari kantor Pontianak," ujarnya di Pontianak, Sabtu.
Untuk dana pungutan ekspor lainnya untuk bea keluar sendiri realisasinya 202,71 miliar atau 27,12 persen dari target. Kemudian untuk PPh sendiri realisasinya Rp16,83 miliar atau baru 2,25 persen.
Sementara untuk pungutan impor sendiri realisasinya untuk bea masuk Rp12,98 miliar atau 1,74 persen, PPh Rp36,25 miliar atau 4,85 persen dan PPN Rp121,17 miliar atau 16,21 persen.
"Untuk pungutan cukai sendiri realisasinya Rp22,60 miliar atau 3,02 persen yang terdiri dari cukai Rp20,57 miliar dan pajak rokok Rp2,03 miliar," papar dia.
Terkait sawit di Kalbar sendiri yang sudah menjadi komoditas unggulan daerah, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero menyebutkan luasnya sudah tembus 2 juta hektare.
"Kemudian produksi minyak mentah sawit atau CPO di Kalbar saat ini sudah mencapai 6,6 juta ton per tahun. Kalbar menjadi satu di antara daerah memiliki sawit terluas di Indonesia," papar dia.
Sementara untuk data nilai ekspor Kalbar terbaru yakni periode Januari - Maret 2023 dari BPS Kalbar yakni sebesar 513,96 juta dolar AS yang disumbangkan oleh tiga golongan barang utama yakni Bahan Kimia Anorganik (HS28) sebesar 178,64 juta dolar AS. Kemudian disusul Lemak & Minyak Hewan /Nabati (HS15) sebesar 124,98 juta dolar AS dan Berbagai Produk Kimia (HS38) 60,92 juta dolar AS.
Sedangkan berdasarkan tiga negara tujuan utama ekspor Provinsi Kalbar yakni Tiongkok dengan nilai sebesar 164,76 juta dolar AS. Kemudian disusul India sebesar 154,48 juta dolar AS dan Malaysia sebesar 53,39 juta dolar AS.
Pungutan ekspor dana sawit di Kalbar hingga April 2023 Rp334,83 miliar
Senin, 29 Mei 2023 16:44 WIB