Jakarta (ANTARA) - PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) kembali menggelar kegiatan “Touring Navigate to The MAX” yang mengambil lokasi Kalimantan Barat, guna membuktikan ketangguhan dari Yamaha Xmax Connected.
Kegiatan yang diikuti oleh 10 media ini berakhir di perbatasan Indonesia-Malaysia yakni Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk di Kalimantan Barat. Touring Navigate to The MAX : Tour de Borneo ini sudah melintasi jarak kurang lebih 2.000 kilometer dengan rute Balikpapan – Penajam Paser Utara – Banjarmasin – Palangka Raya – Sampit – Lamandau – Pontianak - Singkawang.
Dalam kegiatan ini, ANTARA kembali diberikan kesempatan untuk membuktikan ketangguhan Yamaha Xmax Connected yang sebelumnya sudah menjelajah pulau Jawa dan Bali.
Tantangan untuk menguji motor bertubuh bongsor ini, melintasi berbagai kondisi jalan mulai dari Pontianak hingga Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Indonesia-Malaysia di Aruk, dan kemudian ditutup dengan kopi darat bersama di acara MaxiYamaha Day 2023 area Kalimantan Barat yang diikuti oleh ratusan bikers Maxi lokal.
Pengujian melintasi kondisi jalan berbeda dan menantang ini sekaligus menutup rangkaian Touring Navigateto The MAX : Tour de Borneo yakni pada 21-24 September 2023.
Tidak hanya bisa merasakan performa, ketangguhan dan juga kenyamanan dari Yamaha XMax Connected saja, para awak media yang juga dikawal oleh para komunitas lokal ini, diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi keindahan pulau Kalimantan Barat dengan berbagai etnis dan budaya yang ada seperti Melayu, Dayak dan juga Tionghoa.
Berbagai tempat wisata kuliner yang menjadi khas kota tersebut juga tidak luput disambangi dalam perjalanan ini sehingga menjadi pelengkap dalam kegiatan touring di etape terakhir.
“Touring Navigate to The MAX : Tour de Borneo telah masuk ke wilayah Kalimantan Barat yang juga menjadi etape final dari perjalanan trans Pulau Kalimantan. Tidak seperti di wilayah lainnya, etape final ini bisa jadi lebih seru karena kota-kota yang dikunjungi kaya akan perpaduan budaya masyarakatnya, seperti di Singkawang dan Sambas,” ucap General Manager Sales PT Aneka Makmur Sejahtera (AMS) selaku Main Dealer Yamaha di wilayah Kalimantan Barat, Ardyanto, beberapa waktu yang lalu.
Dengan demikian, banyak tersaji destinasi wisata menarik, baik dari segi atraksi, landmark, maupun kuliner khas setempat. Selain itu, yang membuat etape penutup ini juga terbilang spesial adalah, karena rombongan berkesempatan berkunjung ke PLBN Indonesia-Malaysia di Aruk.
Wisata Tugu Khatulistiwa
Para awak media yang mengikuti kegiatan ini diajak untuk mengenal lebih dalam Kota Pontianak yang memiliki erkenal sebuah tugu yang terkenal yakni Tugu Khatulistiwa yang merupakan salah satu landmark kota tersebut.
Tugu Khatulistiwa menjadi kebanggaan masyarakat setempat. Tugu ini menjadi label penting bagi Kota Pontianak, kota yang dilalui oleh garis khatulistiwa atau garis lintang nol derajat.
“Tugu Khatulistiwa, tugu itu adalah tugu penanda lintang 0 derajat bumi. Di monumen itu juga terdapat busur besar yang terdapat tulisan EVENAAR (bahasa Belanda yang berarti Equator),” jelas sang juru pelihara tugu tersebut, Hamdi, sambil menyambut ramah para pengunjung.
Menurut penjelasan Hamdi, tugu tersebut terdapat empat kayu yang memiliki ketinggian berbeda. Ilustrasi kayu atau tiang itu dimaksudkan adalah sebagai penanda terbenam dan juga terbitnya matahari.
Empat kayu atau tiang yang memiliki ketinggian berbeda itu memiliki filosofi terbenam dan juga terbitnya matahari di masing-masing dua tiangnya itu. Jadi, dua tiang rendah itu menandai terbenamnya matahari dan yang tinggi itu adalah terbitnya matahari.
Monumen bersejarah ini dibangun pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, yang dimaksudkan untuk menjadi penanda titik nol derajat garis khatulistiwa. Pada tahun 1928, Tugu Equator mulai dibangun dengan bentuk sederhana, yaitu berupa tonggak (lebih dikenal dengan patok) dengan tanda panah di atasnya.
Setelah puas mengenal tugu bersejarah yang dibangun oleh Friedrich Silaban seorang arsitek berkebangsaan Indonesia, para bikers yang mengikuti rangkaian etape terakhir ini langsung bergegas menuju Kota Singkawang.
Perjalanan menuju Kota Singkawang, para bikers disambut dengan hembusan angin yang cukup besar dan menantang konsentrasi bikers selama perjalanan tersebut. Angin kencang yang menerpa rombongan tersebut datang dari pantai utara yang memang dilintasi para bikers menuju Kota Singkawang.
Sesampainya di Kota Singkawang, para awak media dan teman komunitas yang mengawal kegiatan ini diajak untuk mengeksplorasi beberapa destinasi cantik dan megah seperti bangunan religi Masyarakat Tiongkok Thai Pak Kung, Bukit Pangeran, hingga kawasan pecinan Marga Chia yang berada di komplek Pasar Hongkong Singkawang.
Perjalanan tersebut terasa kian nikmat berkat berbagai fitur menarik yang disajikan dengan baik oleh Yamah XmaxConnected seperti fitur navigasi yang juga memberikan kemudahan bagi para pengendara menuju lokasi.
Untuk bisa menggunakan fitur tersebut, para pemilik diharapkan sudah mengunduh aplikasi Garmin Street Cross yang sudah tersedia secara gratis di Play Store maupun Appstore.
Selain itu, pengendara Yamaha XMAX Connected juga dianjurkan untuk mengunduh peta Asia Tenggara atau Southeast Asia, agar bisa terhubung dengan peta yang ada di Indonesia.
Setelah semua langkah di atas sudah dilakukan, pengguna harus menghubungkannya dengan kendaraan melalui koneksi bluetooth dan juga aplikasi bawaan dari Yamaha, yakni Y Connect.
Jika langkah itu semua sudah dilakukan, pengendara hanya perlu memasukkan lokasi tujuan dan akan secara otomatis navigasi tersebut muncul pada layar TFT yang ada di Yamaha XMAX Connected.
Yamaha XMAX Connected saat ini telah tersedia di seluruh dealer resmi Yamaha dan hadir dalam 4 varian warna, yaitu Dark Petrol, Luxury Red, Premium Black dan juga Prestige Grey dengan harga Rp66 juta OTR di Jakarta.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Memacu Yamaha XMax Connected hingga perbatasan RI-Malaysia