Pontianak (ANTARA) - Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 55 Pontianak Barat mengikuti imunisasi Japanese Encephalitis (JE) yang digelar Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Selasa.
"Tidak hanya SD Negeri 55 Pontianak Barat saja kegiatan pemberian imunisasi JE juga dilakukan di sekolah-sekolah mulai dari tingkat TK, SD dan SMP sederajat di seluruh wilayah Kota Pontianak. Imunisasi JE ini sangat penting dilakukan dan mestinya harus diterima oleh warga Kalbar berumur 9 bulan hingga usia kurang dari 15 tahun," kata petugas kesehatan Dinkes Pontianak, Anisa Insya di Pontianak, Selasa.
Dia menjelaskan, imunisasi JE dilakukan sesuai dengan surat edaran dari Gubernur Kalbar pada 30 Agustus 2023.Imunisasi JE dimaksudkan untuk mencegah berjangkitnya penyakit radang otak akibat infeksi virus (ensefalitis virus) yang ditularkan dari gigitan nyamuk Culex yang terinfeksi virus JE.
Anisa menjelaskan, hingga saat ini di beberapa daerah Kalbar akibat gigitan nyamuk Culex ini telah ditemukan 30 kasus.
Meski di Kota Pontianak sendiri belum ditemukan kasus infeksi virus ensefalitis, akan tetapi Kota Pontianak perlu mengantisipasi sebab penderita penyakit ini dari beberapa daerah di Kalbar di rujuk berobatnya di Kota Pontianak.
"Karena hingga saat ini Rumah Sakit Rujukan untuk berobat penyakit ini hanya ada di Pontianak," tuturnya.
Anisa mengatakan, perlu diketahui virus JE ini disebarkan oleh nyamuk Culex yang biasanya hinggap dan mengisap darah pada ternak, paling sering itu nyamuk ini hinggap pada babi ataupun hewan unggas air. Walaupun sering hingga pada babi tapi tidak menutup kemungkinan juga pada hewan kambing sapi dan anjing.
"Jadi penularannya itu dari nyamuk ke babi lalu menular ke manusia. kemudian penularan dari manusia ke manusia belum ada di temukan. Selain itu nyamuk Culex ini kembang biak dan bersarangnya bisa dimana saja pada air keruh dan kotor sekalipun, berbeda dengan nyamuk Aedes yang hanya mau bersarang di air bersih. Nyamuk Culex ini lebih ganas, untuk itu perlu kewaspadaan dan saat ini kita melakukan antisipasinya," tutur Anisa.
Ia menambahkan,akibat dari tertularnya virus FE ini yaitu, penyakit ini menyerang pada syaraf dimana tanda-tandanya penderita tiba-tiba mengalami demam panas dan bisa mengalami gangguan kesadarannya. Sementara bagi penderita penyakit ini kesembuhannya hanya 30 persen saja.
"Kebanyakan penderita penyakit ini meninggal dunia kalaupun sembuh akan meninggalkan gejala sisa seperti adanya kelainan mental dan sering kejang pada penderita dan jarang penderita ini sampai sembuh total. Makanya kita di seluruh Kota Pontianak sejak tanggal 26 September telah melakukan imunisasi FE serentak melalui Posyandu, Puskesmas dan sekolahan mulai tingkat TK atau PAUD, SD dan SMP sederajat," ujarnya.
Untuk terhindar dari penyakit berbahaya ini, dia menghimbau agar seluruh masyarakat untuk dapat memanfaatkan imunisasi FE gratis. "Karena kalau mau dilakukan secara mandiri harga imunisasi FE ini berkisar Rp700 ribu hingga Rp800 ribu, itu pun hanya tersedia di rumah sakit swasta dan dokter spesialis anak," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri 55 Pontianak Barat, Jahratan Nur mengatakan pihak sekolah sangat mengapresiasi sekali upaya pemerintah Kota Pontianak terutama dalam kegiatan imunisasi FE. Pentingnya imunisasi FE ini dia berharap dapat diikuti oleh 384 anak yang bersekolah di SD Negeri 55 Pontianak Barat ini.
"Dukungan para orang tua juga sangat kami perlukan, kami tidak memaksa para orang tua untuk mengijinkan anak-anaknya di imunisasi FE. Dan alhamdulillah dilihat dari kegiatan yang dilakukan saat ini, dengan kerelaan sendiri banyak orang tua murid kami yang sangat antusias mengizinkan anak-anaknya untuk diimunisasi FE," pungkas Jahratan Nur.