Penulis dan penyanyi Dewi "Dee" lestari menyebut proses menulis cerita bergenre fiksi diakuinya lebih sulit karena harus membangun cerita dari nol, dibanding ketika menulis cerita biografi tentang seseorang.
"Tantangannya kalau nulis fiksi saya bikin dunianya dari nol, kalo biografi saya menulis dunia yang sudah," kata Dee yang ditemui pada acara Festival Pustaka Sastra Tokopedia di Jakarta, Rabu.
Ia mengakui, membangun cerita fiksi tetap lebih sulit karena harus membangun cerita yang sebelumnya tidak ada. Sedangkan saat menulis cerita biografi, ia perlu menghidupkan dunia yang sudah ada dengan grafik yang lebih dramatis dari kehidupan nyata.
Hal itu diucapkannya saat menceritakan sedang mengerjakan buku yang berisi biografi tentang sang ayah, yang diharapkan bisa dinikmati pembaca tahun depan.
Sementara itu, dalam setiap proses menulis, Dee mengatakan seorang penulis akan terus belajar seumur hidup. Sehingga ia menyarankan pada siapapun yang ingin memulai menjadi penulis harus mau terus belajar.
"Jangan takut untuk mencoba dan harus mau terus belajar karena nulis tidak ada kata "jago"nya, sampai seumur hidup akan belajar terus," katanya.
Ia juga mengatakan jangan menaruh harapan yang terlalu tinggi dan harus siap dan terima jika mengalami kegagalan karena percobaan pertama tidak selalu langsung berhasil.
Hal yang sama juga diutarakan oleh penulis buku "Jomblo" Adhitya Mulya, yang mengatakan bahwa penulis harus ramah terhadap kritikan dan mau mendengar ulasan orang lain.
"Be humble, karena kita nulis kita harus dapat feedback bagus apa tidak, kita harus mau mendengarkan," saran Adhitya.
Disamping itu, mengenai kesibukannya sampai tahun depan, akan ada beberapa lagu ciptaan Dee Lestari yang siap dirilis yang akan dinyanyikan oleh penyanyi Andien dan juga Titi Dj. Selain itu, ia juga membocorkan bakal hadir satu cerita karangannya yang diproduksi sebagai serial film.
"Ada satu cerita yang jadi serial tapi belum bisa dikasih tahu," katanya seraya tertawa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dewi Lestari sebut proses menulis fiksi lebih sulit dari biografi