Pontianak (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan (Disketpan) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) meluncurkan desa yang menerapkan pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) di Kabupaten Melawi dalam rangka menurunkan stunting.
"Pengembangan desa B2SA merupakan kegiatan strategis dalam pemantapan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya dan kearifan lokal yang mana intervensi kegiatan ini sebagai upaya preventif dan represi guna mendukung upaya penurunan stunting di Kabupaten Melawi," ujar Tim Koordinator B2SA Disketpan Kalbar, Jamiah saat dihubungi di Melawi, Senin.
Baca juga: Wahana Visi Indonesia prioritaskan penanganan stunting di empat provinsi
Ia menjelaskan, bahwa pengembangan desa B2SA 2023 di Kalbar difokuskan pada Kabupaten Melawi sebagai kabupaten dengan angka stunting tertinggi di Kalbar.
Kegiatan di Melawi tersebut menyasar dua kelompok, yakni di Kelompok Bunga Matahari Desa Balai Agas Kecamatan Belimbing dan Desa Nusa Pandau Kecamatan Nanga Pinoh dengan nilai bantuan pemerintah Rp75 juta per kelompok.
"Kegiatan pengembangan desa B2SA terdiri dari tiga sub kegiatan yaitu teras B2SA, warung B2SA dan rumah pangan B2SA," jelas dia.
Ia menyampaikan, bahwa pengembangan desa B2SA merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan mendorong masyarakat untuk menerapkan pola konsumsi pangan B2SA guna meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat untuk mewujudkan SDM yang aktif, sehat dan produktif.
Konsumsi pangan B2SA dengan memanfaatkan pangan lokal menjadi sangat penting untuk diterapkan dalam pola konsumsi sehari-hari. Melalui pengembangan desa B2SA yang integrasi dan konvergensi dalam penyelenggaraan penganekaragaman konsumsi pangan.
Baca juga: Ratusan warga perbatasan mengikuti edukasi stunting dan Bangga Kencana
"Kemudian dengan kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat untuk melaksanakan penyediaan, pengolahan dan pemanfaatan pangan B2SA dalam memenuhi pangan rumah tangga sehari-hari," jelas dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pangan dan Perkebunan Kabupaten Melawi Moh. Rachmandani menyambut baik dan mengapresiasi kepada Disketpan Kalbar telah memberikan kepercayaan kepada pemerintah Kabupaten Melawi untuk melaksanakan kegiatan B2SA.
"Kami santa mengapresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pemrov Kalbar telah memberikan kepercayaan untuk melaksanakan kegiatan B2SA, khususnya di Desa Nusa Pandau dan Desa Balai Agas. Tentu ini sangat bermanfaat dan bisa untuk menurunkan angka stunting di daerah ini," ucap dia.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka prevalensi stunting di Kabupaten Melawi sebesar 37,2 persen pada 2021 dan kemudian naik lagi menjadi 44,1 persen pada 2022. Sedangkan untuk angka prevalensi stunting di Provinsi Kalbar sebesar 29,8 persen pada 2021 dan pada 2022 turun menjadi 27,8 persen.
Baca juga: 20 desa meraih penghargaan Desa Bebas Stunting 2023