Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Nezar Patria menyebut fenomena attention economy atau ekonomi berbasis atensi dapat memicu polarisasi karenanya pihaknya mendorong platform digital melakukan moderasi konten.
“Attention economy mendorong pengumpulan data secara besar-besaran, termasuk data pribadi. Hal itu memungkinkan platform memperoleh kekuatan signifikan dalam dinamika perekonomian nasional dan global,” ungkapnya melalui keterangan pers, Rabu.
Wamen Nezar Patria menyatakan model attention economy memiliki dampak besar terhadap distribusi informasi kepada masyarakat. Salah satunya memicu terjadinya proses identifikasi dan alienasi dalam setiap akses atau konsumsi informasi oleh masyarakat.
“Suplai informasi yang konsisten juga memperkuat keyakinan yang sudah terbentuk sebelumnya. Dan ada dampak lain yaitu melemahnya proses musyawarah dalam perbedaan pandangan, karena kebanyakan suplai informasi hanya sesuai dengan preferensi pengguna,” jelasnya.
Oleh karena itu, Wamenkominfo mendorong penyelenggara platform digital untuk melakukan mitigasi dampak tersebut dengan melakukan moderasi konten ke arah proses mediasi konflik yang lebih konstruktif dalam rangka meredakan konflik akibat polarisasi di dunia maya.
Menurut Wamenkominfo, ada beberapa langkah yang bisa diambil pengelola platform digital agar masyarakat tidak hanya menjadi konsumen semata melainkan dapat memanfaatkan platform dengan optimal.
Langkah tersebut yakni tata kelola platform yang menjaga manfaat ruang dan data daring, meningkatkan tata kelola perlindungan data, dan perlindungan data pribadi di tingkat global.
“Kita harus menyadari bahwa polarisasi terjadi akibat pengaruh akses informasi yang disediakan di internet. Termasuk yang disebabkan oleh pihak-pihak tertentu dengan memanfaatkan distribusi teknologi informasi, khususnya platform digital,” Nezar menambahkan.
Lebih lanjut, agar pemanfaatan teknologi digital bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Wamenkominfo menilai penting adanya penerapan kebijakan yang memadai. Penerapan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang beretika juga penting untuk menjaga informasi di dunia maya yang berujung pada persatuan masyarakat.
Baca juga: TikTok moderasi konten untuk hadirkan platform digital aman