Kasubag Tata Usaha Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 Asta Devin Loriana mengatakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tetap dapat memberikan suara secara langsung dalam Pemilu 2024 asalkan telah mendapatkan status pulih dari dokter spesialis kejiwaan yang diikuti dengan rutin meminum obat.
Ia menyebut 250 orang warga binaan yang menjadi pemilih pada pemilu kali ini merupakan hasil penyaringan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan merujuk pada daftar pemilih pada Pemilu 2019.
“Lima tahun lalu KPU didampingi oleh dokter jiwa. Jadi yang sekarang itu adalah hasil skrining dari dokter jiwa lima tahun lalu. Kemudian disimpan datanya, menjadi DPT untuk tahun 2024. Nah menurut KPU, 2024 ini mereka tidak perlu didampingi oleh dokter jiwa lagi,” kata Asta di Jakarta, Rabu.
Ia menerangkan KPU tetap memantau daftar nama pada pemilu 2019 tersebut sejak setahun sebelum Pemilu 2024 guna memastikan perkembangan kesehatan jiwa masing-masing layak untuk mengunjungi TPS dan memberikan suara secara langsung.
“Jadi sudah dipantau sejak setahun lalu dari data lima tahun yang lalu, dan hasilnya mereka semakin pulih,” katanya.
Dengan bertambah baiknya kondisi kejiwaan mereka, sambung Asta, para warga binaan tidak perlu mendapatkan pendampingan hingga ke bilik suara. Para pendamping hanya membantu warga binaan pada saat mengecek surat suara sebelum dibawa ke bilik suara untuk dicoblos.
Sebelumnya pada Selasa (13/2), Kepala Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 Yanti Affianti menjelaskan selama penderita ODGJ rutin meminum obat sebagaimana yang dianjurkan oleh dokter, kondisi emosi mereka akan stabil dan tidak ada kecenderungan untuk menyerang individu lain.
Bukan hanya itu, Yanti juga menyebutkan para penderita ODGJ yang berstatus pulih dengan terapi obat bahkan sudah mampu berkomunikasi dua arah dan menceritakan secara sadar kondisi maupun perasaan yang mereka rasakan.
“Beberapa kali mereka bahkan sudah bisa menyampaikan yang mereka alami, misalkan ada namanya Fanny pernah melapor ke kami ada yang bisik-bisik gitu di telinganya yang menurutnya berisik sehingga dia sendiri minta obat pengusir,” ujar Yanti.