Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dengan dukungan instansi vertikal lainnya terus berupaya membina perajin, penenun, serta desainer lokal untuk mempromosikan dan mengembangkan tenun dan ekonomi kreatif di Kalimantan Barat.
"Kami juga melibatkan pemuda agar mereka semakin tertarik terhadap seni tenun dan kreasi lainnya di Kalimantan Barat, karena tenun kita sudah semakin maju dan dikenal hingga tingkat nasional dan internasional. Sebagai contoh, Bapak Presiden menggunakan tenun dari Sintang dalam acara forum air di Bali dan ini menjadi kebanggaan bagi kita," ujar Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat Harisson di Pontianak, Minggu.
Harisson mengatakan pemerintah berkomitmen untuk terus menggalakkan promosi dan pengembangan tenun guna meningkatkan perekonomian masyarakat melalui UMKM dan ekonomi kreatif. Dekranasda secara aktif menggali dan mendiskusikan filosofi di balik setiap motif tenun, yang ternyata memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat luar.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan permintaan terhadap tenun Kalimantan Barat, yang pada akhirnya akan mendunia dan berkontribusi positif terhadap perekonomian masyarakat.
"Salah satu tantangan yang dihadapi saat ini adalah harga tenun yang masih dianggap mahal, sebagian besar disebabkan oleh bahan baku yang harus diimpor, seperti bahan kain Sanggau yang diimpor dari Singapura," tuturnya.
Harisson mengungkapkan bahwa pihaknya akan mempelajari cara untuk memotong rantai pasokan bahan baku impor ini, atau bahkan memproduksi bahan sendiri untuk menurunkan ongkos produksi. Dengan demikian, harga tenun dapat lebih terjangkau tanpa mengurangi upah para perajin yang justru harus ditingkatkan.
Penjabat Ketua Dekranasda Kalbar Windy Prihastari menyebutkan bahwa ada empat kabupaten/kota yaitu Kapuas Hulu, Sintang, Sambas, dan Pontianak, memiliki perajin wastra yang perlu diangkat dan dipromosikan agar menambah nilai produk sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat Kalimantan Barat.
"Kami sudah beberapa kali melakukan pameran dan terakhir kami mendapatkan penghargaan juara kedua di Solo, itu yang dinilai bukan hanya stan, tapi barang-barang yang dipamerkan, kemudian berapa banyak kunjungan, dan berapa banyak barang yang terjual dari hasil pameran tersebut,"ujar Windy
Windy mengatakan desain modis dan inovatif dari desainer muda juga menjadi fokus dalam mempromosikan tenun kepada generasi muda. Dekranasda mendorong masyarakat untuk melestarikan budaya dan kerajinan lokal, serta memanfaatkan desainer dan perajin lokal untuk meningkatkan nilai tambah produk wastra Kalimantan Barat.