Kepala Satreskrim Polres Kepulauan Meranti, Iptu Yohn Mabel, Jumat, mengatakan penyelidikan dilakukan untuk mengungkap siapa orang tua bayi dan apa motif di balik pembuangan itu. Walaupun dalam hal ini polisi tidak menemukan barang bukti lain selain jasad bayi dalam posisi telungkup yang sudah mulai dikerumuni lalat.
"Kita tetap melakukan penyelidikan. Kita harus berpikir negatif, berbeda dengan masyarakat. Dengan kejadian ini kita menduga bisa saja penemuan bayi ini terkait aborsi atau pembunuhan," katanya.
Dia mengungkapkan bahwa penemuan mayat bayi itu berawal dari seorang warga yang sedang melintas di lokasi merasa curiga dengan bau menyengat. Setelah ditelusuri, ternyata bau itu berasal dari mayat bayi yang ditemukan di belakang rumah warga.
"Setelah menerima laporan warga yang diteruskan oleh Bhabinkamtibmas Selatpanjang Timur Polsek Tebingtinggi, beberapa anggota Unit Identifikasi Reskrim langsung diturunkan ke tempat kejadian perkara untuk mengevakuasi jasad korban dan meminta keterangan saksi di lapangan," ujar Yohn Mabel.
Setelah selesai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), jasad bayi yang diperkirakan sudah terbujur tiga hari tersebut kemudian dibawa ke RSUD Kepulauan Meranti. Berdasarkan hasil diagnosa dokter nantinya, diharapkan ada petunjuk baru mengenai kasus ini.
"Mayat bayi langsung dibawa ke RSUD untuk mengetahui penyebab kematiannya. Dokter nanti yang akan menjelaskannya," sebut Yohn Mabel.
Sebelumnya, masyarakat digegerkan dengan penemuan mayat bayi diduga dibuang oleh orangtuanya yang tidak bertanggungjawab, Kamis. Warga pun ramai-ramai datang ke lokasi untuk menyaksikan atas penemuan mayat bayi tersebut.
Salah satu warga yang sedang menyaksikan mengaku geram atas perbuatan yang dilakukan orang yang tega membuang bayi tersebut. Sampai-sampai kondisi bayi sudah menghitam dan dikerumuni lalat.
"Sangat biadablah mereka yang tega membuang bayinya," ungkap seorang warga di lokasi penemuan mayat bayi.
Baca juga: Polisi selidiki penemuan mayat bayi perempuan di Melawi Kalbar