"Hingga kini kami masih menyelidik tawuran yang terjadi subuh kemarin. Kami juga meningkatkan patroli kewilayahan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kanit Reskrim Polsek Johar Baru, AKP Rasyid saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Rasyid mengaku baru mengetahui adanya aksi tawuran tersebut dari media sosial yang beredar. Apalagi ketika peristiwa terjadi tidak ada laporan yang masuk dari warga khususnya yang bertempat tinggal di kawasan tersebut.
"Kami baru mengetahui melalui media sosial yang beredar di masyarakat. Tidak ada dari warga yang memberikan informasi terkait tawuran itu," ujar Rasyid.
Atas kejadian tersebut, kata Rasyid, pihaknya akan meningkatkan patroli keamanan di wilayah hukum Polsek Johar Baru. Hal ini mengingat aksi tawuran yang dilakukan sejumlah pihak selalu berpindah-pindah karena pelaku mengetahui lokasi mana saja yang luput dari pengawasan polisi.
"Kami terus berpatroli dan selalu ada anggota yang pengamanan di titik-titik rawan khususnya di wilayah Johar Baru. Namun demikian tempat tawuran tersebut selalu berpindah-pindah karena mereka tawuran menggunakan Instagram, dan mengetahui titik yang lengah pengawasannya," jelas Rasyid.
Sebelumnya, beredar viral video aksi tawuran di Jalan Kampung Rawa Selatan tepatnya di dekat Gelanggang Olahraga (GOR) Johar Baru di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat sejumlah kelompok remaja membawa senjata tajam seperti celurit dan saling menyerang.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meningkatkan peran RT dan RW untuk mengantisipasi dan menjaga wilayah Jakarta dari tawuran selama libur sekolah.
"Ya harus bersama-sama tokoh masyarakat juga menjaga, RT dan RW untuk juga menjaga wilayahnya agar terhindar tawuran," kata Heru usai menghadiri acara sembako murah di RPTRA Pulo Gundul, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (1/7).
Heru menyebutkan orang tua memiliki peran penting untuk mencegah anak-anaknya terlibat tawuran, apalagi saat libur sekolah. Seperti mengajak anak mengikuti kegiatan positif dibandingkan kumpul-kumpul tidak jelas.