Organisasi non-profit di Kalimantan Barat (Kalbar) memberikan edukasi terkait dengan pengaruh hutan hujan bagi keberlangsungan makhluk hidup kepada kaum muda di Kayong Utara.
"Dengan kegiatan ini kami berharap dapat membuka wawasan kelompok muda untuk lebih memahami bagaimana hutan hujan berpengaruh penting bagi keberlangsungan makhluk hidup," kata Koordinator Program Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung, Simon Tampubolon di Kayong Utara, Kamis.
Ia mengatakan kegiatan tersebut diikuti tujuh peserta dengan enam pendamping dari Yayasan Palung dan dua pendamping dari pihak Balai Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) di objek daya tarik wisata alam, Lubuk Baji. TNGP adalah kawasan lindung seluas 108.000 hektare yang berada di ketinggian 900-1.116 mdpl.
"Dalam kegiatan ini beberapa peserta berhalangan ikut karena ada kendala. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangat kami untuk mengedukasi para kaum muda," ujarnya.
Semangat tersebut dikobarkan demi menjaga hutan dan alam di Indonesia, khususnya di Kalbar, dengan memantik semangat kaum muda. "Kaum muda pada masa depan dapat berperan menjadi orang-orang yang peduli dengan lingkungan," tuturnya.
Ia menjelaskan hutan hujan menjadi begitu penting bagi tatanan kehidupan makhluk yang mendiami bumi karena hutan hujan dapat menjadi penopang maupun penyokong masyarakat yang hidup di sekitar hutan dan bagi semua makhluk hidup.
"Adanya hutan hujan memberi berjuta manfaat bagi semua ragam kehidupan. Sebaliknya, apabila hutan hujan hilang, maka akan berdampak buruk bagi sebagian besar makhluk hidup," ucapnya.
Sebagai ciri khas hutan hujan memiliki pepohonan yang menjulang tinggi dan tingkat curah hujan tinggi. Tidak bisa disangkal, hutan hujan tropis yang sebarannya banyak di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan hingga Australia ini sebagai ekosistem global, karena perannya sebagai rumah bagi ribuan bahkan jutaan ragam tumbuhan dan hewan.