Anggota Dewan Federasi Bola Basket Internasional (FIBA), Erick Thohir, menilai sistem kandang-tandang (home-away) bagus untuk iklim kompetisi Indonesian Basketball League (IBL) agar bisa berkembang secara merata sekaligus meningkatkan minat masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.
Erick Thohir membeberkan bahwa sistem tersebut memberikan keuntungan untuk klub, terutama untuk membangun home base yang bagus untuk pengembangan kompetisi ke depannya.
"Sangat positif ya karena bisa membawa keuntungan untuk masing-masing yang punya home base, sekaligus berdampak baik untuk kota masing-masing," kata Erick usai menonton pertandingan babak playoffs IBL 2024, antara Satria Muda Pertamina Jakarta melawan Kesatria Bengawan Solo di Britama Arena, Jakarta, Kamis (11/7) malam.
Erick Thohir membeberkan bahwa sistem tersebut memberikan keuntungan untuk klub, terutama untuk membangun home base yang bagus untuk pengembangan kompetisi ke depannya.
"Sangat positif ya karena bisa membawa keuntungan untuk masing-masing yang punya home base, sekaligus berdampak baik untuk kota masing-masing," kata Erick usai menonton pertandingan babak playoffs IBL 2024, antara Satria Muda Pertamina Jakarta melawan Kesatria Bengawan Solo di Britama Arena, Jakarta, Kamis (11/7) malam.
Lebih lanjut dia membeberkan, selain membangun kandang sendiri, sistem itu juga bisa mendorong pembangunan jaringan fan klub yang kuat, sehingga bisa mendatangkan keuntungan ekonomi bagi manajemen.
"Jadi itu akan membawa dukungan yang baik dari masing-masing tim dan semoga untuk beberapa tahun ke depan basis dari fan masing-masing klub bisa tambah kuat," ujar pria yang juga menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.
Erick menambahkan, saat ini penyelenggaraan IBL sudah semakin baik, sehingga bisa berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Ditambah lagi, IBL sudah ada aturan standar gaji dan gaji tertinggi yang membuat masing-masing klub menghitung, serta berupaya agar bisa bersaing antara satu dengan yang lainnya.
Direktur Utama Indonesian Basketball League (IBL), Junas Miradiarsyah, mengatakan bahwa format home-away atau kandang-tandang dalam kompetisi musim 2024 terbukti efektif untuk membangkitkan animo masyarakat Indonesia, guna mencintai olahraga bola basket.
Ia mengungkapkan, selain minat masyarakat, format pertandingan yang baru semusim berjalan tersebut mampu membangkitkan semangat masing-masing klub untuk bermain di daerah asalnya, khususnya dalam menghibur pendukung sendiri.
"Jadi kami buat format home-away agar berkembang secara market, mulai dari pendukung maupun sisi ekonomi, sehingga ekosistem olahraganya bisa terbangun," kata Junas.
Lebih lanjut dia membeberkan, format tersebut telah membuat peningkatan sebanyak 72 persen dibandingkan tahun lalu yang jumlah penontonnya hanya ratusan orang di lokasi pertandingan. Begitu juga dengan penonton di layar kaca atau platform digital.
Untuk menjaga animo tersebut, maka musim ini IBL memberlakukan format best of three untuk babak playoffs pada 11 Juli nanti.
"Jadi delapan tim yang masuk playoffs, bisa kemungkinan tanding sampai tiga kali untuk lanjut ke babak berikutnya," ujar pria yang menjadi Dirut IBL sejak 2019 itu.
Format itu dibuat untuk memfasilitasi minat dan mendorong keterlibatan masyarakat untuk mendukung tim kesayangannya saat berlaga.
Junas menambahkan, selaku operator penyelenggara kompetisi, dirinya dan tim selalu berupaya agar kompetisi bola basket kasta tertinggi tersebut bisa berkelanjutan dan meningkat dari sisi penonton, ekonomi, dan dampak untuk prestasi olahraga nasional.
Sebelum musim 2024, IBL menggunakan format atau sistem kompetisi series dari satu kota ke kota lainnya. Namun, mulai tahun ini 14 klub peserta IBL melakoni total 26 pertandingan, dengan 13 kali laga kandang dan 13 tandang pada babak reguler.