Jakarta (ANTARA) - Panitia Seleksi Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengukur kemampuan kapasitas dan ketepatan jabatan 36 orang calon anggota Kompolnas periode 2024–2028 melalui tes asesmen.
"Mengapa ada tes asesmen? Supaya lebih objektif, akurat, dan lebih tepat sasaran," kata Ketua Pansel Anggota Kompolnas Prof. Hermawan Sulistyo di Assessment Center Polri, Jakarta Selatan, Selasa.
Ia menjelaskan tes asesmen digelar selama tiga hari mulai tanggal 13 hingga 15 Agustus 2024. Dengan diikuti 36 peserta maka jumlah peserta ujian terbagi menjadi 12 orang per hari.
Tes yang diujikan adalah problem analysis, LGD (leaderless group discussion), BEI (behavioral interview), dan psikometri. Sedangkan tes yang berbasis komputer adalah problem analysis dan psikometri.
"Karena waktunya cukup panjang, tidak memungkinkan melaksanakan tes untuk 36 orang dalam satu hari. Akan tetapi, walaupun waktunya berbeda-beda, substansi ujiannya sama semua," kata dia.
Kompetensi yang diharapkan didapat dari hasil tes tersebut adalah kemampuan berpikir strategis, integritas, komunikasi, kemampuan membangun hubungan, kemampuan orientasi pada pelayanan, kemampuan mengelola perubahan, pengawasan, dan perekat bangsa.
Nantinya, kata Hermawan, hasil ujian akan dinilai secara acak atau blind review. Pansel tidak dapat mengetahui hasil ujian peserta yang dinilai dan peserta tidak tahu siapa yang menilai hasil ujian mereka. Selain itu, hasil ujian satu peserta akan dinilai oleh seluruh anggota pansel.
"Dari awal, kami membuat seluruh proses tes ini transparan sehingga bisa diuji," ucap Hermawan.
Setelah itu, dari 36 orang peserta, pansel akan memilih 24 peserta yang lolos mengikuti tahapan profiling dan wawancara. Lalu, jumlah tersebut akan disaring kembali hingga menyisakan 12 orang.
"Dua belas nama ini akan kita serahkan ke penanggung jawab, yaitu Kemenko Polhukam, lalu diserahkan ke presiden. Kemudian presiden akan memilih enam dari 12 orang tersebut," ujarnya.
Pada kesempatan sama, Hermawan juga mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan masukan ataupun informasi mengenai profil peserta.
"Mudah-mudahan proses ini berjalan dengan baik. Anda lihat, kami di tim Kompolnas ini sudah berusaha semaksimal mungkin agar proses seleksinya berjalan adil dan tidak ada kecurangan karena itu merusak apa yang menjadi cita-cita kita bersama," katanya.