Jakarta (ANTARA) - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengharapkan reaktivasi sumur-sumur menganggur (idle) mampu mengembalikan produksi migas Indonesia hingga di atas 1,5 juta barel per hari sebagaimana pernah terjadi pada 1997.
Dengan begitu, kesenjangan (gap) antara kebutuhan dan produksi migas dalam negeri dapat diperbaiki.
"Jadi kondisi tahun 1997 terbalik dengan kondisi sekarang. Kalau dulu kita ekspor satu juta barel per hari, sekarang kita impor satu juta barel per hari," kata Bahlil saat menghadiri acara Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Bogor, Jawa Barat, sebagaimana keterangan diterima di Jakarta, Sabtu.
Saat ini, kebutuhan konsumsi migas Indonesia rata-rata adalah 1,6 juta barel per hari.
Peningkatan lifting minyak dan gas bumi menjadi salah satu langkah strategis Kementerian ESDM untuk mewujudkan swasembada energi sebagai program AstacIta sektor ESDM yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Dua langkah strategis lainnya adalah hilirisasi, dan penerapan transisi energi secara berkelanjutan.
Saat ini, kata Bahlil, Indonesia memiliki 44.985 sumur migas yang sebanyak 16.433 sumur aktif berproduksi, 16.990 sumur idle tidak berproduksi, dan 11.562 sumur lain-lain (abandoned, injection, dry-hole). Terdapat 4.993 sumur idle yang tidak memiliki potensi hydrocarbon (HC), 4.495 sumur idle yang memiliki potensi HC, dan 7.502 sumur idle yang dalam proses review.
Intervensi teknologi diyakini Bahlil mampu mendongkrak kapasitas produksi minyak nasional. Sebagai contoh, Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil awalnya hanya menemukan 100.000 barel minyak per hari, tapi dengan adanya teknologi mampu menaikkan kapasitas produksi menjadi 163.000 minyak barel per hari.
Sejalan dengan itu, pemerintah tengah menyiapkan lebih dari 60 blok migas yang siap ditawarkan kepada investor hingga tahun 2028. Enam blok di antaranya telah siap ditawarkan di tahun 2024.
"Strategi ini seperti main bola, ada periode bertahan, ada menyerang. Bertahan adalah mengoptimalkan sumur-sumur termasuk sumur idle yang ada dengan teknologi dan menyelesaikan Plan of Development (POD). Sementara menyerang adalah kita harus melakukan eksplorasi," kata Bahlil.
Bahlil juga optimistis mampu memasifkan penggunaan Biodiesel dan konversi kendaraan bermotor dari energi fosil ke kendaraan berbasis listrik. Hal ini sebagai langkah taktis menekan impor BBM dan menjalankan komitmen energi hijau yang berkelanjutan.
"Kita sudah memasuki campuran biodiesel sebesar 40 persen (B40), 2026 kita sudah masuk ke B50. Arahan Bapak Presiden (Prabowo) kepada saya, segera mencapai B60 dan B70," kata Bahlil.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, sektor transportasi telah menyumbang paling besar untuk konsumsi BBM nasional sebesar 49 persen, disusul sekor industri 34 persen, 8 persen dari sektor ketenagalistrikan dan sektor aviasi atau penerbangan menyumbang 6 persen.
Hal lain yang disoroti Bahlil adalah hilirisasi. Ia kembali menegaskan dampak positif hilirisasi akan mampu menstimulus pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen sebagaimana ditargetkan Presiden Prabowo.
Melalui hilirisasi di sektor tambang dan migas akan membuka banyak peluang kerja baru.
"Nanti kalau sudah hilirisasi tidak ada lagi anak-anak lulus kuliah hanya bermimpi menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), sudah mulai memikirkan bagaimana terjun di industri energi," kata dia.