Jakarta (ANTARA) - Letnan Kolonel Melanie Lake dari Angkatan Bersenjata Kanada menyampaikan bahwa prediktor terbaik untuk kedamaian suatu negara adalah seberapa baik negara itu memperlakukan perempuan.
Dia menyampaikan hal itu dalam sebuah simposium tentang kepemimpinan yang responsif terhadap gender di Jakarta pada Sabtu.
“Beberapa inisiatif penelitian menemukan bahwa prediktor terbaik untuk kedamaian suatu negara bukanlah tingkat kekayaan, demokrasi, demografi negara, atau identitas agama, tetapi seberapa baik negara itu memperlakukan perempuan,” kata Lake.
Dia menambahkan bahwa negara dengan tingkat ketimpangan gender yang lebih tinggi cenderung mengalami konflik internal dan negara dengan tingkat kekerasan terhadap perempuan yang lebih tinggi cenderung terlibat dalam pertikaian antarnegara.
Keamanan fisik perempuan merupakan salah satu indikator keamanan negara yang paling dapat diandalkan, kata Lake.
“Mekanisme di balik korelasi ini mencakup gagasan bahwa masyarakat yang menormalisasi kekerasan terhadap perempuan cenderung menormalisasi kekerasan secara umum,” katanya.
Menurut Lake, ketimpangan gender sering berkorelasi dengan struktur kekuasaan yang lebih termiliterisasi dan hierarkis, dan negara dengan kesetaraan gender yang lebih baik cenderung memiliki pendekatan yang lebih kolaboratif dalam menyelesaikan konflik.
“Jadi, partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan sering kali mengarah pada strategi penyelesaian konflik yang lebih damai,” kata dia.
Karena itu, kesetaraan gender seharusnya menjadi hal yang penting bagi mereka yang bekerja di bidang keamanan internasional.
Simposium tersebut diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Kanada dan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI.
Kegiatan itu menjadi acara penutup kursus "Perspektif Perempuan dan Gender di Angkatan Bersenjata" yang digelar pada 9-14 Desember 2024 dan diikuti peserta dari Indonesia, Vietnam, Malaysia, dan Filipina.