Pontianak (ANTARA) - Akademisi Politeknik Negeri Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Zulkifli Mbus mengatakan bahwa kolaborasi pentahelix menjadi kunci untuk percepatan pengembangan wisata di Kota Pontianak.
"Unsur pentahelix itu meliputi pemerintah, dunia usaha, komunitas atau masyarakat, akademisi dan media. Pentahelix harus berkolaborasi untuk bersama - sama menjalankan perannya dengan baik. Dengan hal itu menjadi kunci percepatan pengembangan wisata daerah," ujarnya di Pontianak, Jumat.
Menurutnya pengembangan pariwisata harus mengutamakan keunikan dan daya tarik daerah baik wisata alam, wisata budaya atau wisata buatan.
"Tidak kalah penting pengembangan pariwisata diutamakan untuk kesejahteraan masyarakat. Pengembangan wisata harus berdampak luas bukan hanya satu sisi saja namun multi pihak," jelas dia.
Ia yang juga merupakan Ketua Masyarakat Pariwisata (Masata) Kalbar menjelaskan bahwa untuk saat ini kegiatan wisata unggulan Pontianak adalah Festival Cap Go Meh karena telah masuk Kharisma Event Nusantara (KEN). Ia mengatakan di Kalbar ada dua kegiatan Cap Go Meh yaitu di Kota Pontianak dan Singkawang.
"Festival Cap Go Meh banyak memberikan manfaat bagi kemajuan pariwisata Kota Pontianak. Selain sebagai kegiatan budaya, Cap Go Meh juga merupakan kegiatan pariwisata dan banyak mendatangkan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri," jelas dia.
Ia menjelaskan sebenarnya banyak kegiatan pariwisata di Kota Pontianak seperti Gawai Dayak, Festival Kulminasi Matahari, Festival Meriam Karbit, Festival Kuliner dan lainnya. Menurutnya kegiatan tersebut perlu lebih dikembangkan agar menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan. Selain itu wisata pertemuan, insentif, konferensi dan pameran juga potensi di Kota Pontianak.
"Kita tahu Kota Pontianak memiliki keunggulan budaya. Pontianak merupakan kota dengan multi etnis yang harmonis. Kemudian dari segi sarana pariwisata sudah memiliki akomodasi seperti hotel mencukupi," kata dia.
Ia menyampaikan dalam rangka mengenalkan daya tarik wisata beserta fasilitas keperluan wisatawan, memang diperlukan usaha promosi. Ini perlu dilakukan bersama - sama, pemerintah dan pihak dunia usaha maupun komunitas komunitas pecinta pariwisata seperti Generasi Pesona Indonesia (GenPI) dan Masata Kalbar.
"Pemerintah harus memberikan anggaran promosi yang mencukupi apabila ingin kotanya ingin dikunjungi wisatawan. Ibaratnya memancing, mengeluarkan anggaran promosi tetapi hasilnya akan dinikmati oleh masyarakat dan pemerintah," kata dia.
Khusus untuk kegiatan Cap Go Meh yang jatuh pada pada 12 Februari 2025, Masata mengharapkan masyarakat untuk terus menjadi tuan rumah yang baik dan selalu ramah.
"Terus berikan kesan bahwa Kalbar khususnya Kota Pontianak adalah kota yang layak untuk dikunjungi, aman dan nyaman bagi wisatawan," kata dia.
Sebelumnya, Penjabat Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto mengatakan bahwa Kota Pontianak memiliki sejumlah destinasi menarik untuk dikunjungi mulai dari sejarah, budaya, kegiatan maupun lainnya. Pemerintah Kota Pontianak terus memaksimalkan pengembangan pariwisata dengan melibatkan banyak pihak.
Untuk kegiatan budaya dalam waktu dekat contohnya seperti Cap Go Meh yang menjadi daya tarik pariwisata Pontianak dan melibatkan berbagai pihak.
"Cap Go Meh daya tarik orang ke Kalbar termasuk ke Kota Pontianak. Perhelatan itu memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan terutama di sektor jasa pariwisata, transportasi dan akomodasi," papar dia.
Menurut dia, tradisi Cap Go Meh telah menjadi bagian penting dari budaya dan pariwisata di Kota Pontianak. Terlebih Pontianak yang tidak memiliki kekayaan sumber daya alam, hanya mengandalkan sektor perdagangan dan jasa.
"Cap Go Meh bukan hanya sebuah ritual agama, tetapi juga sebuah budaya yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, tanpa memandang agama atau etnis. Ini adalah simbol kerukunan umat beragama di Pontianak," kata dia.